Penjelasan Sederhana Soal Hardware dan Software – Oleh karena jaman makin canggih dan pemanfaatan teknologi sudah diterapkan dalam berbagai kegiatan kita, alangkah baiknya jika kita mengenal salah satu hal yang paling mendasar yaitu soal bedanya hardware dengan software.
Selain untuk menambah wawasan, pengetahuan dasar seperti ini setidaknya bisa membuat kita sedikit banyak menjadi paham tentang pembahasan yang berkaitan dengan pemecahan masalah yang terjadi pada perangkat seperti laptop dan juga smartphone. Sehingga jika memungkinkan, kita pun berpotensi untuk bisa mencari sendiri solusi, jika misalnya terjadi sesuatu pada hp ataupun laptop yang kita gunakan.
Maka di tulisan ini, saya bakal membuatkan bahasan tentang apa bedanya software dan hardware, dengan bahasa yang disederhanakan agar lebih mudah untuk dimengerti. Karena dengan memahami perbedaan antara software dan hardware, kita jadi bisa memperkirakan apakah kerusakan yang terjadi pada hp ataupun laptop yang bermasalah itu berada di tingkat software, atau di tingkat hardware.
Perbedaan Software dan Hardware
Apa Itu Hardware?
Hardware adalah komponen fisik dari suatu barang yang bisa kita sentuh atau pegang. Jadi, jika misalnya ada bagian atau komponen dari hape ataupun laptop yang bisa benar-benar kita sentuh dan pegang, maka mereka akan dikategorikan sebagai hardware. Beberapa contoh hardware yang terdapat pada laptop diantaranya adalah:
- Layar / monitor
- Tombol pada keyboard
- Port USB
- Touchpad
- Kipas laptop
- Papan sirkuit yang ada di dalam laptop
- SSD atau HDD
- RAM, Prosesor, dan lain-lain
Atau kalau misal untuk smartphone, yang masuk dalam kategori hardware itu adalah:
- Layar & panel sentuhnya
- Kamera
- Baterai
- Sensor sidik jari
- Lubang charger
- Tombol volume, dan lain-lain
Intinya, hardware adalah bagian dari hp ataupun laptop yang benar-benar nyata, yang punya fisik, dan bisa kita sentuh atau pegang.
Apa Itu Software?
Sedangkan untuk software, kita SEBUT SAJA ini adalah sekumpulan data atau perintah (seperti program komputer misalnya) supaya hardware bisa bekerja. Dan software ini tidak punya fisik dan tidak akan bisa kita sentuh. Atau dengan kata lain, software itu tidak punya wujud nyata.
Kalau dianalogikan, software itu lebih seperti pikiran dari seseorang. Misalnya, jika pikiran tidak memerintahkan tangan untuk bergerak, maka tangan kita tidak akan bergerak. Di mana tangan adalah hardware, dan pikiran tersebut adalah software. Beberapa contoh hal yang bisa dikategorikan sebagai software adalah:
- Sistem operasi (OS) Windows (pada laptop)
- Sistem operasi (OS) Android (pada hp)
- Game
- Aplikasi-aplikasi
Oleh karena sifatnya yang tidak memiliki wujud fisik, maka bisa dikatakan bahwa ia ada, namun tidak berwujud nyata. Seperti halnya imajinasi manusia.
Dan oleh karena software merupakan sekumpulan perintah, maka software akan punya peran untuk bisa mempengaruhi “perilaku” dari laptop ataupun hape yang kita gunakan. Dimana sistem operasi seperti Windows (pada laptop) ataupun Android (pada smartphone) bakal memiliki peran yang paling besar dalam urusan tersebut.
Sekarang, kita akan membahas tentang bagaimana software dan juga hardware akan memainkan perannya masing-masing. Dan sekaligus juga menunjukkan bagaimana maksud dari pernyataan bahwa software bisa mempengaruhi perilaku gadget.
Contoh Skenario Bagaimana Software dan Hardware Bekerjasama
Sekarang, anggaplah kamu sedang mencoba untuk menjalankan aplikasi untuk mengedit video pada laptop. Untuk bisa menjalankan aplikasi tersebut dengan lancar, maka aplikasi tersebut akan membutuhkan performa tinggi dari prosesor (hardware).
Untuk itu, OS alias sistem operasi (software) akan memerintahkan prosesor untuk mengerahkan performa terbaiknya. Akan tetapi, saat prosesor mengerahkan performa tinggi, temperatur prosesor tersebut jadi naik dengan sangat cepat. Sehingga mengakibatkannya menjadi sangat panas.
Mengetahui hal itu, sistem operasi (software) akan bertindak dan memerintahkan kipas laptop (hardware) agar berputar lebih ngebut lagi. Yang tujuannya adalah supaya bisa menjaga temperatur tidak naik terlalu tinggi.
Nah dari contoh tersebut, terlihat jelas bagaimana sistem operasi (software) akan berpengaruh pada perilaku si laptop. Mulai dari bagaimana ia memerintahkan untuk menaikkan performa, hingga membuat kipas berputar kencang.
Perbedaan Dalam Mengatasi Masalah Software dan Hardware
Ketika laptop ataupun hape yang kita gunakan sedang bermasalah, kita harus tau terlebih dahulu apakah kerusakan tersebut masih dalam level software, atau sudah merambah dalam level hardware.
Karena penanganannya jelas berbeda. Di mana kalau kerusakan terjadi di level software, maka masih besar kemungkinan bagi kita untuk bisa mengatasinya sendiri. Tanpa harus membawanya ke tempat service, ataupun membongkarnya. Kita akan coba membeberkannya dalam beberapa contoh kasus.
Contoh Kasus 1
Misal nih, hp milikmu terjatuh, dan lcd layarnya pecah atau jadi bergaris saat dinyalakan. Nah dalam kasus ini, sudah jelas bahwa kerusakan terjadi pada bagian hardware hp. Karena pada saat terjatuh, benturan yang terjadi secara fisik tersebut membuat komponen layarnya (lcd-nya) jadi pecah atau rusak. Yang mana komponen layar itu jelas punya fisik dan bisa kita pegang. Sehingga, ia akan dikategorikan sebagai hardware.
Dan jika misalnya ada kerusakan di tingkat hardware, maka penanganannya harus dilakukan secara fisik juga. Mulai dari harus dibongkar buat diperbaiki, hingga harus diganti komponennya (ganti hardware) jika ternyata kerusakannya sudah parah.
Contoh Kasus 2
Sedangkan kalau misalnya kamu sedang asik membuka aplikasi socmed, lalu beberapa saat kemudian aplikasi socmed tersebut mendadak tidak merespon, atau mendadak menutup sendiri, itu bisa jadi masalahnya cuma di tingkat software. Dalam hal ini, yang bermasalah adalah aplikasi (software) socmed-nya.
Jadi untuk memperbaikinya, jelas tidak perlu sampai harus melakukan pemeriksaan fisik seperti dibongkar atau semacamnya. Apalagi kalo sampai mengganti komponen, itu sama sekali tidak perlu.
Lalu, bagaimana untuk bisa mengatasinya? Biasanya, kalau kerusakan dari sisi software aplikasi pihak ketiga seperti itu, maka kita hanya perlu menghapus dan menginstal ulang aplikasi tersebut. Atau jika tidak berhasil, bisa jadi aplikasi tersebut sedang ada bug yang cukup parah. Sehingga, yang bisa dilakukan hanyalah menunggu perbaikan dari pihak pembuat aplikasi, dan melakukan update aplikasi jika sudah tersedia.
Contoh Kasus 3
Ada kalanya sebuah masalah di perangkat itu tidak bisa langsung dipastikan apakah yang rusak itu di tingkat software atau hardware. Cara paling mudah untuk mencari tau adalah.. Ya kita mesti lakukan beberapa percobaan terlebih dahulu, untuk memperbaiki atau mengatasinya di tingkat software.
Dan kalau misalnya masih tidak bisa, maka barulah bisa disimpulkan bahwa ada kemungkinan kerusakan tersebut ternyata ada di tingkat hardware.
Dan disini perlu kalian perhatikan bahwa kerusakan hardware TIDAK SELALU disebabkan karena terjatuh atau terbentur. Karena terkadang, perangkat yang tidak pernah terbentur sekalipun juga bisa rusak hardware-nya.
Penyebabnya bisa amat sangat bervariasi. Sehingga, wajib diperiksakan secara fisik supaya kita bisa mengetahui masalahnya dimana, dan bisa ambil tindakan. Entah itu perbaikan biasa, ataupun penggantian komponen. Dan dalam hal ini, kita mungkin perlu untuk menyerahkannya ke teknisi alias tukang service yang memang sudah ahli di bidangnya.