Waspada Penipuan Dalam Belanja Online, Begini Langkah Untuk Menghindarinya! – Well well, penipu jaman now nampaknya udah semakin canggih saja yaa. Saya masih sangat ingat dulu bagaimana para penipu itu mencoba menjaring calon korban dengan melakukan broadcast di BBM. Menawarkan berbagai produk elektronik dengan harga yang jauh dibawah harga pasaran.
Ironisnya, ada baaaaaaaaaanyak sekali orang yang tergiur dengan penawaran itu. Dan akhirnya menjadi korban penipuan. Itu baru yang kelas ecek-ecek yaa. Nah yang menggugah saya untuk membuat postingan ini adalah karena baru-baru ini, saya mendapati bahwa para penipu tersebut sudah berani mengiklankan produk mereka di social media seperti Instagram.
Bukan cuma posting “status” lagi ya, tapi sudah rela membayar untuk mengiklankan postingannya!
Memang sih, HANYA SEDIKIT dari para penjual yang beriklan itu adalah penipu. Yang artinya, sebagian besar dari mereka, saya yakin adalah penjual yang benar-benar akan bertransaksi secara jujur. Namun sebagian lain, saya sangat yakin bahwa mereka adalah penipu karena ada kejanggalan-kejanggalan yang tidak perlu saya sebutkan disini.
Nah buat sebagian orang, khususnya bagi mereka yang belum begitu berpengalaman dalam bertransaksi secara online, tentu masih belum bisa membedakan dan memperkirakan mana yang benar-benar penjual jujur dan mana yang penipu. Untuk itu, di posting kali ini saya akan memberikan beberapa pengetahuan serta tips untuk menghindari penipuan, khususnya dalam urusan berbelanja online!
NOTE: Mohon jangan malas membaca yaa! Pahami apa yang saya tuliskan disini demi keamananmu!
Tips Dalam Bertransaksi
Belanja online bisa sangat menyenangkan, namun juga bisa sangat beresiko. Kalau ternyata kamu masih belum berpengalaman, saya sarankan agar kamu hanya melakukan transaksi melalui situs e-commerce terpercaya seperti Lazada, Blibli, Bhinneka, dan lain sebagainya. Atau kamu juga bisa bertransaksi melalui situs dengan sistem kerja mirip “rekening bersama” seperti Bukalapak dan Tokopedia.
Ingat ya, pastikan kamu hanya melakukan transaksi menggunakan FITUR TRANSAKSI YANG DISEDIAKAN pada masing-masing situs. Mengapa demikian?
Karena dengan menggunakan atau memanfaatkan sistem transaksi yang ada di sana, kamu jadi punya “pegangan” untuk keamananmu dalam bertransaksi. Yang mana biasanya terdapat beberapa prosedur yang dirancang demi keamanan konsumen. Mungkin penjelasan lebih detail soal ini bakal saya buatkan di posting lainnya yaa.
Hal ini SANGAT PENTING untuk saya ingatkan. Karena terkadang, ada penjual nakal alias penipu yang juga coba berjualan di situs-situs tersebut, namun kemudian akan MENGGIRING calon korban untuk bertransaksi DILUAR sistem yang disediakan.
Misalnya, dengan meminta kita untuk menghubungi nomor hape yang dicantumkan agar bisa bertransaksi. Demi keamananmu, sebaiknya hindari penjual yang seperti itu!
Waspadai Modus Lainnya
Saya juga pernah menemukan sebuah kasus, dimana sang penipu MAU bertransaksi menggunakan sistem yang disediakan. Akan tetapi mereka punya trik untuk mengelabui calon korbannya.
Setelah kita melakukan transaksi sebagaimana mestinya (melakukan pembelian di situs tersebut dan sudah melakukan transfer sesuai prosedur), sang penipu akan mengirimkan sebuah pesan dalam bentuk SMS, WhatsApp, atau aplikasi messenger lainnya, yang meminta kita untuk MENGUNJUNGI atau MENGKLIK link website yang mereka berikan. Dengan dalih untuk mengkonfirmasi apakah pesanan sudah benar atau belum.
Nah disinilah kita harus berhati-hati! Karena situs tersebut sebenarnya adalah milik sang penipu. Di situs penipu tersebut, kita akan diminta untuk memasukkan data login (ID / Email dan password) dari situs tempat kita berbelanja sebelumnya.
NAH
JIKA kita menuruti apa yang mereka mau dan memasukkan data kita disana, maka data login tersebut akan dicatat oleh sang penipu, kemudian mereka akan memakai data kita tersebut untuk melakukan login. Tujuannya?
Agar mereka bisa melakukan konfirmasi bahwa barang sudah diterima oleh kita (pembeli). Akibatnya? Uang yang kita transfer dan DITAHAN oleh (misalnya) Lazada, Tokopedia, Bukalapak (dan lain sebagainya), nantinya akan diteruskan atau ditransfer ke si pelaku penipuan karena sudah ada konfirmasi penerimaan barang. Sementara kenyataannya, kita tak menerima barang apapun dari mereka.
Ngeri? Iyalah! Duit sudah diambil sama mereka, sementara korban nggak dapet apa-apa.
Maka sekali lagi, pastikan kamu hanya melakukan transaksi yang sesuai dengan prosedur yang sudah ada demi keamananmu sendiri. Karena bukan tak mungkin kedepannya nanti akan muncul berbagai modus-modus penipuan baru.
Bagaimana Jika Mereka Menjual Produk Melalui Social Media?
Sekarang balik lagi nih ke social media. Kadang, ada juga penjual produk elektronik yang cuma menjual atau mempromosikan produknya lewat social media. Entah itu lewat status biasa, ataupun lewat jalur iklan (ads) di socmed tersebut. Dan ingat ya, TIDAK SEMUA dari mereka itu adalah penipu. Namun sebagian penipu juga ada yang memanfaatkan kekuatan social media untuk promosi.
Kalau demikian, biasanya saya lebih memilih untuk datang langsung ke lokasi penjualan (tokonya) jika ternyata tokonya itu berada di satu wilayah yang dekat. Bagaimana kalau tokonya diluar kota? Nah, ini perlu kita waspadai!
Karena terkadang, penipu akan memakai alamat fiktif, atau memakai NAMA TOKO yang sudah dipercaya (menyamar menggunakan nama toko orang lain) untuk mengelabui calon korban. Bahkan mereka akan menunjukkan foto-foto produk serta bukti pengiriman barang untuk meyakinkan calon korbannya.
Eits, hati-hati! Karena saya pernah mendapati bahwa ternyata foto-foto yang digunakan untuk meyakinkan tersebut adalah hasil “nyomot” sana sini. Dan yang seperti ini sih sebaiknya kamu hindari yaa.
Atau jika kamu memang ingin coba bertransaksi karena cukup yakin bahwa mereka bukan penipu, mintalah kepada mereka untuk bertransaksi menggunakan rekening bersama macam Bukalapak atau Tokopedia. Dan ingat, pastikan juga kamu mengikuti apa yang sudah saya sarankan diatas tadi agar transaksimu benar-benar aman.
Bagaimana Jika Mereka Menjual Produk Di Situs Milik Sendiri?
Beberapa yang lain memutuskan untuk menjual produknya di website miliknya sendiri. Untuk yang satu ini sebenarnya tidak terlalu sulit yaa untuk membedakan mana yang benar-benar jualan, dan mana yang cuma menipu.
Namun khusus untuk kamu yang masih belum terlalu berpengalaman dalam berbelanja online, sebaiknya kamu pastikan dulu bahwa website tersebut punya toko fisik dengan alamat yang valid.
Karena biasanya memang mereka yang menjual produk di situs milik sendiri adalah mereka yang sudah punya toko fisik, walaupun sederhana. Carilah informasi di internet mengenai website toko tersebut jika memang kamu sedikit ragu.
Saya sendiri cukup sering berbelanja di situs-situs seperti ini karena sudah tau benar dan pernah melihat sendiri lokasi dari toko fisiknya (biasanya di Jakarta dan Yogyakarta), dan sudah saya pastikan bahwa memang benar toko-toko tersebut memiliki website resmi untuk menjual produknya.
Bagaimana Jika Kita Adalah Penjual?
Seorang penjual pun tak luput dari target penipuan. Saya sendiri pernah mengalami percobaan penipuan saat sedang menjual sesuatu secara online. Jadi si penipu itu mengirimkan sebuah screenshot yang berisi tentang bukti transfer. Setelah saya cek melalui mutasi rekening, ternyata tidak ada dana yang masuk dengan jumlah dan nama pengirim yang disertakan dalam bukti yang ternyata palsu tersebut.
Iya, bukti transfer berupa screenshot seperti itu memang sangat mungkin untuk dipalsukan dan diedit. Sehingga, cara paling aman untuk mengonfirmasi apakah si pembeli sudah melakukan transfer adalah dengan cara melakukan cek mutasi rekening yang bisa kita lakukan baik dari mesin ATM, ataupun melalui fitur internet banking. Dalam mutasi tersebut akan terlihat catatan transaksi keluar dan masuk pada rekening bank milik kita. Termasuk diantaranya ada detail soal nominal dan juga nama pengirim uang.
Baru-baru ini ada juga modus penipuan yang juga memanfaatkan pemalsuan screenshot. Seolah-olah salah kirim atau mengirim uang dalam jumlah yang terlalu banyak, lalu memintanya kembali. Sekali lagi, untuk memastikan kebenarannya, gunakanlah fitur mutasi rekening.
Dan perlu kita ketahui bahwa jika melakukan transfer antar bank, biasanya akan memakan waktu beberapa saat sebelum uang dapat benar-benar kita terima. Dan khusus untuk bank BCA, biasanya uang akan “tertahan” jika kita melakukan transfer diatas jam 9 malam WIB. Dan uang baru akan masuk keesokan harinya kira-kira jam 8 atau 9 pagi. Ini penting untuk kita ketahui agar tidak telalu cepat menuduh orang sebagai penipu.
Akhir Kata . . .
Intinya, bertransaksi tanpa bertemu langsung dengan pembeli itu sangatlah rawan, dan butuh ketelitian serta kewaspadaan ekstra agar tranaksi bisa berjalan dengan aman. Karena terkadang yang sudah berpengalaman saja masih bisa tertipu akibat terlalu gegabah dalam bertransaksi. Maunya belanja online biar hemat dan praktis, eh yang ada malah kena tipu. Kan kesel?!
OH IYA, SATU LAGI!
Kalau kalian belanja online di situs-situs yang sudah saya sebutkan tadi, BACALAH KETERANGAN PRODUK DENGAN TELITI! Karena cukup banyak orang yang tergiur dengan harga murah, padahal ternyata barang yang dijual itu adalah cuma miniatur, replika buat pajangan, atau bahkan cuma brosur saja (bukan barang yang sebenarnya). Kalau sampai salah beli seperti ini, berarti ya bukan salah yang jual dong!!
Demikianlah tips agar terhindar dari penipuan jual beli online. Jangan sungkan untuk share tulisan ini ke teman-temanmu agar tak ada lagi yang menjadi korban penipuan dalam berbelanja online! Kamu juga bisa membaca berbagai tips lainnya dengan menjelajahi blog Techijau.com ini. Semoga bermafaat! 🙂