Review Lengkap ASUS Zenfone 3 Max ZC553KL – Setelah sekitar 3 minggu menguji pakai ASUS Zenfone 3 Max versi 5.5 inch, di posting kali ini saya akan membagikan review alias pengalaman saat menggunakan perangkat tersebut. Hape ini merupakan versi upgrade dari Zenfone 3 Max versi 5.2 inch (ZC520TL) yang lebih dulu diluncurkan.
Kira-kira, hape ini bagus apa nggak ya? Hemm, daripada bertanya-tanya lagi, mendingan kita langsung masuk ke bahasan utama soal ulasan lengkap dari hape andalan ASUS ini yuk! Supaya bisa mengobati rasa penasaran.
Unboxing
Apa aja sih isi paket penjualan dari hape ASUS Zenfone 3 Max ZC553KL ini? Setelah membuka packingnya, beberapa hal yang bisa saya temukan di dalam dus dari perangkat ini antara lain adalah kabel USB, kepala charger, SIM card tray opener (itu loh, macem kunci buat buka slot sim card nya), kartu bundling SimPATI, buku panduan & kartu garansi, serta kabel USB OTG. Sama satu lagi…. Hapenya juga dong yaa 😀
Iyaps, kita nggak akan menemukan handsfree / earphone di dalam paket penjualannya. Kamu bisa membeli earphone original dari ASUS (ZenEar) secara terpisah. Reviewnya, bisa kamu baca di halaman ini ya gaes.
Fisik & Desain
Kalau kamu memperhatikan gambar pertama yang berada diatas tadi, akan terlihat bahwa panel kaca pada bagiannya nampak memiliki tepian yang melengkung (2.5D). Dan iya, hal ini membuat hape ini nampak syantik alias enak dipandang. Desainnya ini menurut saya jauh lebih baik ketimbang Zenfone Max generasi sebelumnya.
Ditambah lagi, bagian belakangnya pun juga sudah menggunakan material logam sebagai cover nya, lengkap dengan garis antenna yang membentang secara horizontal di bagian atas dan bawahnya. Tapi, nggak keseluruhan bagian belakangnya itu terbuat dari metal ya gaes. Karena setelah saya colek-colek, ternyata bagian atas dan bawahnya yang dipisahkan oleh garis antenna tadi terbuat dari bahan semacam plastik, hal yang juga umumnya kita temukan pada hape lain di kisaran harga yang sama.
Bagian belakangnya nampak mendatar, serta terasa padat, namun nyaman digenggam karena tepiannya dibuat melengkung. Bagian kamera belakang juga nampak rata dengan permukaan, serta ditemani dengan lampu LED flash & sensor Laser autofocus di sebelah kiri dan kanannya, plus sebuah sensor pemindai sidik jari di bagian bawah kameranya. Speaker nya sendiri diletakkan dibagian bawah kanan, berdampingan dengan slot microUSB v2.0 dan juga lubang microphone. Lalu dibagian atas terdapat jack audio 3.5mm serta another lubang microphone.
Saya nggak tau yaa, pelindung layar macam apa yang digunakan pada hape ini, apakah Gorilla Glass, Dragontrail Glass, atau mungkin yang lain, dan memang ASUS tak menyebutkannya secara spesifik. Tapi yang pasti, permukaannya itu sudah dilapisi dengan Oleophobic coating, sehingga noda sidik jari nggak gampang nempel serta lebih mudah untuk dibersihkan.
SIM card tray pada hape ini sifatnya hybrid, artinya bisa digunakan dalam 2 pilihan, apakah akan menggunakan dual SIM tanpa microSD, atau menggunakan microSD dengan hanya 1 SIM saja.
Fitur Pada ASUS Zenfone 3 Max ZC553KL
Sekarang, kita masuk ke bahasan soal fitur-fitur apa aja sih yang dimiliki oleh hape ini. Dan seperti biasa, kita mulai dari sisi hardware nya yaa!
Hardware
Sebagai hape yang ditempatkan di pasar mainstream (menengah tapi agak kebawah), hape ini punya semua keunggulan dari perangkat yang ada dikelasnya, plus sedikit tambahan fitur unggulan lain dan juga ada sedikit kekurangan. Fitur-fitur yang dimilikinya adalah termasuk soal sensor sidik jari, layar 5.5 inch IPS beresolusi Full HD dan juga baterai besar berkapasitas 4100 mAh yang jadi salah satu keunggulannya.
Iya, baterainya tersebut memang menjadi kelebihan yang menjadi senjata utama bagi Zenfone 3 Max ZC553KL. Selain itu, terpadat juga fitur Laser autofocus yang bakal membantu kamera untuk menentukan fokus dengan cepat, yang mana fitur ini sangat jarang ditemui pada perangkat lain yang berada di kelas yang sama dan lebih sering digunakan pada smartphone kelas menengah keatas hingga flagship.
Fitur Kamera
Fitur-fitur pada kamera hape ini terbilang lengkap, meskipun yaa nggak selengkap hape ASUS lain yang memang mengedepankan kamera seperti misalnya Zenfone 3 Laser atau Zenfone 3 “basic” yang juga pernah saya review sebelumnya.
BACA JUGA : Review Lengkap ASUS Zenfone 3 ZE520KL
Pilihan mode pada kameranya termasuk banyak dan lengkap, bahkan ada mode manual nya juga. Tampilan dari aplikasi kameranya sendiri cukup mudah untuk dimengerti serta bisa dibilang pintar, karena ia mampu mendeteksi keadaan dari objek yang kita bidik dengan kamera, lalu memberikan saran pilihan mode yang tepat dan akan muncul di sebelah kanan bawah layar untuk menghasilkan gambar yang lebih baik, seperti contoh gambar dibawah ini.
Kita juga bisa berganti ke mode manual dengan cepat, karena memang disediakan tombol shortcut khusus untuk berganti ke mode tersebut yang terletak dibagian atas tombol shutter kamera (lingkaran dengan huruf M).
Pada mode manual, kita akan disuguhkan pilihan untuk melakukan setting pada ISO (100 hingga 1600), shutter speed (1/1000 detik hingga 32 detik), setting fokus manual, serta White Balance. Kalau kamu bingung pakainya gimana, mending baca dulu deh tulisan saya yang ngebahas soal Segitiga emas exposure.
Dan seperti biasa juga, untuk contoh hasil fotonya bakal saya bahas secara terpisah yaa. Soalnya kalo dibarengin disini, nanti bakal jadi puanjang bingits. Kamu bisa intip postingnya pada link dibawah ini.
BACA JUGA : Hasil Uji Kamera ASUS Zenfone 3 Max ZC553KL
Bisa Menjadi Powerbank
Satu hal yang menarik dan juga bisa menjadi daya tarik bagi hape ini adalah baterainya yang berkapasitas besar, yang juga bisa dimanfaatkan untuk mengisi daya bagi perangkat lain. Atau dengan kata lain, ia bisa juga berfungsi sebagai powerbank.
Terus, cara pakainya gimana? Gampang kok, kita tinggal pasang kabel USB OTG yang juga sudah ada dalam paket penjualan hape ini, lalu kita hubungkan dengan kabel USB normal yang kemudian dihubungkan lagi ke hape yang ingin kita isi dayanya. Tapi…
Kamu nggak bisa berharap bahwa dengan cara ini, kamu akan bisa mengisi baterai hape lain sampai penuh, karena memang kapasitas baterainya nggak sebesar powerbank yang sebenarnya. Apalagi kan hape ini juga butuh energi agar bisa tetap hidup. Belum lagi, kemampuannya untuk mengisi daya baterai hape lain ternyata tak secepat saat kita mengisi dengan menggunakan powerbank “sejati” #halah
Dalam percobaan saya, saat menggunakan fitur ini dengan Zenfone 3 ZE520KL, butuh waktu belasan menit untuk bisa menambah daya baterainya sebesar 1% (dalam keadaan menyala). Jadi, nampaknya ia hanya bisa sebagai penolong darurat untuk menambah “waktu bernafas” bagi gadget lain yang sedang lobat, dan bukan sebagai “pengisi daya tambahan” layaknya sebuah powerbank biasa.
BACA JUGA : Review ASUS ZenPower Pro, Powerbank Dual Port Dengan QuickCharge 2.0
Layar
Layar milik Zenfone 3 Max versi 5.5 inch ini bisa dibilang standar untuk dikelasnya. Nggak jelek, tapi nggak bagus banget juga. Resolusi dari panel IPS nya yang sudah Full HD juga nampak sangat tajam. Dan untuk penggunaan diluar ruangan yang cerah, ternyata layarnya masih mampu menampilkan konten dengan cukup jelas. Asalkan, bukan dibawah sinar matahari langsung yaa, dan kecerahannya di set pada level tertinggi.
BACA JUGA : Perbedaan Layar HD, Full HD dan QHD
Oiya, yang saya suka dari layar hape ini adalah, meskipun ukurannya yang cukup besar, namun ternyata ia bisa di set untuk tampil sangat redup. Percaya deh, ini bakal membantu banget saat harus mantengin hape di tempat gelap, biar mata nggak cepet pegel! Belum lagi dengan adanya fitur Blue Light Filter yang bisa dengan mudah diakses melalui Quick Setting Panel, bakal bikin mata makin nyaman buat ngeliatin layarnya.
BTW, saya nggak tau apakah dia pakai pelindung kaca berjenis Gorilla Glass, atau Dragontrail Glass, dan di web resminya pun nggak ada keterangannya. Tapi yang pasti, permukaannya terasa cukup kuat dan licin, serta lapisan Oleophobic coating nya membuat permukaannya ini jadi lebih mudah dibersihkan. Plus, bagian tepi lapisan kacanya yang dibuat sedikit melengkung (2.5D) membuatnya nampak cantik saat dilihat dari sudut tertentu.
Tampilan / UI
Nah kalau bicara soal tampilan, ini lebih ke selera masing-masing pengguna yaa. Kalau saya pribadi sih udah suka sama tampilan dari hape ini. Ia menggunakan OS Android Marshmallow yang di kustomisasi dengan ZenUI 3.0. Contoh tampilan di tema default adalah seperti pada gambar slider dibawah ini. Klik aja untuk memperbesar gambar, atau geser untuk melihat yang lain.
ASUS menyediakan berbagai menu untuk kustomisasi, termasuk untuk mengatur gaya folder icon apps, scroll effect, theme, hingga pilihan untuk menggunakan 2 layer (dengan menampilkan menu app drawer) atau 1 layer (tanpa app drawer) seperti tampilan iPhone yang menyuguhkan semua icon apps pada halaman home screen.
ZenMotion
Sama seperti generasi sebelumnya, hape ini juga mendukung fitur ZenMotion. Fitur ini memungkinkan kita untuk mengaktifkan beberapa apps pilihan dari keadaan layar yang tidak aktif (layar mati) dengan menggambar pola huruf tertentu. Misalnya, saat kita menggambar huruf “C” pada layar yang sedang mati, maka ia akan langsung mengaktifkan fitur kamera.
Fitur ini juga memungkinkan kita menghidupkan layar atau mematikannya dengan menyentuh layarnya 2 kali di titik yang sama, untuk meminimalisir penggunaan tombol power.
Sensor Sidik Jari
Fitur ini memang sudah umum dimiliki oleh hape di kelas yang sama. Dan memang, fitur ini sedikit banyak sudah membantu memudahkan untuk urusan pengamanan, dimana kita hanya perlu menyentuh sensornya yang terletak di bagian belakang, maka layar akan langsung menyala dan dapat langsung digunakan tanpa harus repot untuk memasukkan kunci angka atau pola jaring laba-laba.
Tapi bagaimana kalau jari-jari tangan kita basah dan sensor tak bisa membaca sidik jari kita? Tenang, kita tetep bisa membuka kunci layarnya dengan pola atau kode pin seperti biasa kok! Selain itu, kita juga dapat mengaktifkan kamera secara instant dari halaman mana saja (layar keadaan menyala) dengan menyentuh sensor sidik jarinya sebanyak 2 kali berturut-turut.
Aplikasi
Aplikasi bawaan dari hape ini terbilang cukup banyak, meskipun kalau dibandingkan dengan Zenfone 2 series, sudah cukup banyak pula apps yang tak disertakan disini, yang artinya, jumlahnya sudah berkurang kalau dibandingkan dengan hape ASUS generasi sebelumnya. Terus, bloatware nya gimana? Liat sendiri deh di gambar screenshot dibawah.
Beberapa bloatware dari pihak ketiga masih dibawa oleh hape ini meskipun sekali lagi, jumlahnya sudah berkurang dibanding pendahulunya. Sayangnya, ASUS juga turut menyingkirkan beberapa apps bawaan yang sebenarnya cukup membantu untuk urusan produktivitas, seperti aplikasi SuperNote, misalnya. Tapi tenang, kita masih bisa mendownload nya sendiri di Google PlayStore kok.
Tapi untunglah, salah satu aplikasi bawaan ASUS yang menjadi favorit saya masih dipertahankan, yaitu QuickMemo. Buat kamu yang belum tau, apps ini berfungsi sebagai catatan kecil yang kemudian bisa kita tampilkan secara floating di semua halaman. Ia pun dapat di minimize dengan mudah dengan menggesernya ke arah tepian layar.
Selain QuickMemo, aplikasi lain yang dapat ditampilkan secara floating adalah kalkulator. Namun tak semudah QuickMemo, untuk menampilkan kalkulator secara floating, kita mesti membuka terlebih dulu aplikasinya, masuk ke menu setting, lalu centang pilihan Floating calculator.
Ia juga masih punya satu aplikasi lain yang tak kalah berguna, yaitu Do It Later. Apps ini merupakan sebuah aplikasi pengingat dan bisa menjadi semacam organizer yang bisa kita manfaatkan untuk mengumpulkan berbagai macam hal penting atau menarik dalam satu apps ini. Lengkapnya, mungkin kamu bisa baca di halaman fungsi dan cara menggunakan aplikasi Do It Later.
Pada OS Android Marshmallow seperti yang digunakan pada hape ini, aplikasi yang terpasang wajib diatur terlebih dahulu settingannya agar dapat menampilkan notifikasi serta bubble notifikasi nya (angka dalam lingkaran merah, diatas icon app). Nah pada hape ini, ASUS menyatukannya dengan fitur bawaan ASUS lainnya yakni Mobile Manager.
Tak hanya mengatur notifikasi, tapi, disini kita juga bisa mengatur berbagai hal termasuk permission app (fitur apa saja yang boleh diakses oleh aplikasi) battery saver, serta auto-start manager. Fungsinya apa? Mending cek di halaman ini aja yaa.
Tak lupa, fitur lain termasuk File Manager juga sudah disematkan pada hape ini. Tampilan dari File Manager nya pun cukup user friendly. Di halaman depan, ia akan menampilkan menu yang akan mengkategorikan file yang tersimpan di hape, seperti pada gambar sebelah kiri dibawah ini. Dengan demikian, kita akan lebih mudah untuk menemukan jenis file yang akan kita cari.
Kita dapat memilih untuk menampilkan jenis file apa saja yang akan muncul di halaman muka, seperti pada gambar sebelah kanan diatas. Dan tentunya, kita juga masih bisa mencari file berdasarkan lokasi dimana kita telah menyimpannya. Oiya, fitur USB On The Go juga sudah didukung yaa oleh hape ini. Yakali dikasih kabel OTG tapi gabisa dipake OTG 😀
Performa dan Baterai
Sebelum bahas soal performa, saya yakin ada cukup banyak dari kamu yang penasaran soal berapa sih sisa memory (penyimpanan) internal dari Zenfone 3 Max ZC553KL yang masih kosong / bisa digunakan? Jawabannya adalah :
Sekitar 22 GB. Dari total penyimpanan yang ada, terdapat sekitar 9.5GB yang dipisahkan untuk system. Dan screenshot diatas diambil setelah saya melakukan factory reset, yang artinya, masih ada aplikasi bawaan termasuk bloatware yang terinstal disana.
Baterai
Hape ini membawa CPU Octa-core 1.4GHz Cortex-A53, yang artinya, ia merupakan tipe CPU hemat daya. Meski demikian, dalam percobaan yang saya lakukan, ia masih mampu memberikan performa yang responsif. Bersama dengan baterai berkapasitas 4100 mAh, daya tahan baterainya ini beneran Maximal banget.
Saya sangat kesulitan untuk bisa menghabiskan daya baterainya itu dalam sehari. Nggak heran yaa kalau ASUS memberi tagline #GaAdaMatinya untuk hape ini. Seberapa awet sih? Mendingan intip dulu yuk gallery slider screenshot soal statistik penggunaan baterainya dibawah ini. Geser ke kiri atau kanan yaa, penjelasannya bakal saya tulis dibawah.
Berdasarkan screenshot diatas, terlihat bahwa Zenfone 3 Max mampu bertahan hingga 2 hari lamanya, dengan total screen on time hingga 11 jam dalam penggunaan normal. Penggunaan tersebut adalah termasuk untuk bolak balik socmed, chatting via WhatsApp dengan beberapa grup aktif hingga ribuan chat per hari, tanpa mengguanakannya untuk bermain game.
FYI aja nih, normalnya, sebuah hape Android itu hanya bisa mencapai screen on time (selanjutnya akan kita sebut sebagai SOT) selama lebih kurang 4 jam. Kalau kurang dari itu bisa dibilang cukup boros, dan jika lebih, maka bisa dibilang irit.
Karena memang ia mengandalkan ketahanan baterai sebagai keunggulan utamanya, maka saya pun memutuskan untuk melakukan beberapa pengujian khusus untuk ini, dimana hal ini juga menjadi salah satu faktor kenapa review dari Zenfone 3 Max ini jadi lama banget beresnya 😀
Dalam penggunaan berat, termasuk untuk bermain game selama beberapa jam, ia mencatatkan SOT selama 9 jam lebih, sementara untuk pemakaian hampir full untuk bermain game saja seperti pada gambar diatas, ia juga masih mampu mencatatkan SOT selama 7 jam lebih. Well, beneran deh, main game pake hape ini tuh bener-bener bikin lupa waktu!
Sementara untuk mengisi ulang daya baterainya dari 10% hingga penuh, kita akan butuh waktu 4 jam jika hape di charge dalam keadaan menyala karena memang, hape ini belum mendukung fast charging. Sedangkan ketika di charge dalam keadaan mati, kita bisa mengisi baterainya hingga penuh dalam waktu sekitar 2 jam 30 menit.
Multitasking
Ngomong-ngomong soal performa, untuk penggunaan normal seperti socmed dan berbagai app chatting, hape ini tergolong sudah mumpuni banget yaa. Perpaduan antara CPU 8 inti dengan RAM berkapasitas 3GB nya bikin berpindah apps juga jadi lancar.
Artinya, hape ini udah siap banget kalau misal mau dipakai sebagai unit pendukung buat olshop yang sering kali mengharuskan kita untuk melakukan multitasking. Meskipun di versi software yang sedang saya gunakan saat ini, saya menemukan sedikit gangguan dimana ketika baru menutup apps, tampilan di homescreen nampak loading sebentar gitu (seperti gejala RAM penuh).
Nggak mengganggu performa keseluruhan sih, cuman yaa jadi berasa ada penurunan kenyamanan gitu deh. Semoga di update selanjutnya, masalah kecil ini bisa diperbaiki oleh ASUS.
Game
Meski tak di desain dan tidak dioptimalkan untuk kebutuhan super berat seperti gaming misalnya, namun saya rasa hape ini masih sangat layak untuk digunakan bermain game. Yaps, saya tak menemukan kendala berarti ketika menggunakannya untuk bermain beberapa game HD seperti N.O.V.A 3, ataupun Real Racing 3 misalnya.
Game yang tergolong berat tersebut mampu dilibas oleh hape ini dengan cukup lancar. Bahkan ia masih dapat berjalan dengan baik ketika saya coba untuk bermain sambil merekam permainan (screen recording) dengan menggunakan apps Game Genie yang juga menjadi apps pendukung game, bawaan dari ASUS.
BACA JUGA : Hasil Benchmark ASUS Zenfone 3 Max ZC553KL
Icon floating Game Genie akan muncul di tepian layar ketika kita membuka game. Apps ini tak hanya bisa dimanfaatkan untuk urusan merekam layar saja, tapi ia juga bisa kita gunakan untuk melakukan live broadcasting, serta untuk membantu performa dengan mengosongkan RAM agar dapat dioptimalkan lebih baik untuk aplikasi game yang sedang berjalan.
Next, saya bakal memberikan kesimpulan soal kelebihan dan kekurangan dari Zenfone 3 Max ZC553KL.
Kelebihan dan Kekurangan
Setelah melakukan serangkaian pengujian dari hape ASUS Zenfone 3 Max ZC553KL, kini saatnya saya memberikan bahasan soal kesimpulan mengenai kelebihan dan kekurangannya berdasarkan pengalaman menggunakannya.
Kelebihan
1. Baterai
Embel-embel “Max” di hape ini emang beneran punya arti khusus. Daya tahan baterainya emang beneran maximal deh! Nggak perlu diragukan lagi untuk masalah yang satu ini.
2. Kelengkapan Fitur
Meski performa terbilang standar alias nggak bagus-bagus amat, namun berbagai fitur yang dimilikinya jelas jadi penolong bagi hape ini. Fitur yang saya maksud, termasuk diantaranya adalah sensor sidik jari, fitur reverse charging yang memungkinkannya berperan sebagai powerbank, hingga fitur kamera yang dilengkapi dengan sensor Laser autofocus dan juga dukungan mode manual.
Iya, jarang banget loh hape harga segini yang punya fitur Laser autofocus, yang mana fitur ini emang ngebantu banget buat kamera supaya bisa menentukan fokus dengan cepat. Dan meskipun fitur reverse charging nya nggak memungkinkan untuk mengisi baterai gadget lain hingga penuh, tapi setidaknya, dengan fitur ini Zenfone 3 Max bisa jadi penolong bagi gadget lain di saat mereka mulai kehabisan daya.
Belum lagi dukungan fitur pendukung dari sisi software termasuk juga QuickMemo Do It Later, dan Floating Calculator yang saya sebutkan diatas tadi. Memang sih terlihat sepele, tapi percaya deh, kedua fitur ini bisa sangat berguna kalau kita bisa memanfaatkannya, khususnya bagi para pemilik olshop.
Plus, hadirnya aplikasi pendukung performa juga semakin melengkapi “kecanggihan” dari hape ini. Dengan demikian, kita nggak perlu lagi mencari aplikasi aneh-aneh yang menawarkan untuk “meningkatkan performa” hape.
Kekurangan
1. Tak Ada Fast Charging
Sayangnya, kapasitas baterainya yang besar tak didukung atau diimbangi dengan kehadiran fitur fast charging, dimana rasanya, fitur ini bakal sangat berguna bagi sang pemilik hape.
Iya, kapasitas baterainya yang besar tentu akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kembali mengisinya penuh. Melakukan charging selama 4 jam agar bisa penuh tentu bukan merupakan hal yang menyenangkan bagi mereka yang harus terburu-buru.
Diluar semua kelebihan dan kekurangan yang sudah saya sebutkan diatas, hape ini rasanya hanya tergolong standar aja, nggak kurang, nggak lebih. Pas lah untuk hape sekelasnya. Performa oke, layar oke, kamera oke. Nggak kurang, nggak lebih.
Kesimpulan
Meski secara keseluruhan hape ini tak terlalu istimewa, namun ia tetap punya beberapa poin kelebihan yang membuatnya sangat layak untuk dipertimbangkan. Untuk kebutuhan gaming misalnya. Performanya sih terbilang wajar aja untuk hape sekelasnya, tapi, daya tahan baterainya yang UWOW banget itu beneran bikin kita betah banget untuk nge-game tanpa takut baterai cepet abis.
Dan aku rasa, hape ini juga layak banget buat dijadikan hape andalan buat kebutuhan sehari-hari, khususnya buat para sista-sista online shop yang biasanya sangat mengandalkan perangkat smartphone untuk berkomunikasi dengan customer nya.
Bukan cuma karena memang performanya udah sangat memungkinkan buat aktifitas tersebut, tapi juga karena fitur-fitur di dalamnya, plus daya tahan baterainya.
Chatting sama customer – pilih item yang mau dibeli – buka floating calculator, itung total belanjaan tanpa harus repot pindah halaman – customer udah transfer, screenshot rekap orderan dan share ke aplikasi Do It Later sebagai tanda bahwa pesenan udah bisa di proses – buka Do It Later dan proses semua rekapan yang kesimpen disana – tandai pesenan yang udah dikirim. Ini sedikit tips aja sih buat para pemilik olshop 😀
Akan tetapi, hape ini bakal kurang cocok untuk mereka yang sering terburu-buru karena proses charging nya yang bisa makan waktu 4 jam, apalagi kalo misal hape ini lobat disaat yang nggak tepat. Karena memang daya tahan baterainya yang kebangetan itu bikin pola charging nya jadi nggak teratur. Kadang malem, kadang besok siangnya, atau mungkin besok sorenya.
Bisa aja sih kita prepare buat ngisi ulang lebih awal kalau misal tau akan ada jadwal kemana-mana. Tapi yaa tetep, kalo udah lobat di saat yang nggak tepat, sementara kita masih harus buru-buru jalan lagi, hape ini jadi nggak bisa diandalkan.
Sebaliknya, kalau misal kamu ngebawa hape ini dalam keadaan siap sedia (baterai penuh), kamu justru sama sekali nggak perlu mengkhawatirkan soal lobat karena hape ini mampu bertahan hingga hampir 2x lebih lama dari hape biasa. Intinya kalau kamu mau pergi jauh dan lama, pastikan bahwa baterainya masih sisa minimal 50%. Itu udah cukup banget kok buat dibawa keluyuran dari siang sampai matahari terbenam!
Oke deh, saya rasa sekian dulu ya untuk review kali ini. Kalau misalnya kamu punya pertanyaan mengenai Zenfone 3 Max ZC553KL, boleh kok ninggalin komentar. Saya bakal bantu jawab sebisanya. Silakan jelajahi blog Techijau.com ini untuk mendapatkan informasi menarik lainnya. Jangan lupa follow dan like fanpage kita yaa! Semoga bermanfaat! 😀
Tulisan Terkait :
- Review Hasil Foto Kamera ASUS Zenfone 3 Max ZC553KL
- Spesifikasi Lengkap ASUS Zenfone 3 Max ZC553KL
- Kabar Terkait Lain Soal Hape Ini
Kk numpang nanya kan saya beli zenfone 3 max trs saya lupa email nya gimna dah tuh k.
Maksudnya lupa password emailnya? Coba masukkan alamat email baru, terus hapus email / sign out email yang lama
Mas kenapa yya hp asus zc553kl punya ku layarnya kedip2 trus jadi flicker kadang mati itu kenapa yya mas mohon pencerahan nya
Wah, kemungkinan ada masalah di hardware tuh Kak. Kalau masih garansi, sebaiknya segera periksakan dan di klaim.
Tapi kalo misal hapenya seperti itu setelah jatuh, yaa gak bisa di klaim garansinya
Kak,body bagian bawah apa bener gampang pecah ato retak?
Gan hp saya asus 3 max zc553kl. Sim car di slot yg ke dua tidak terbaca tidak terinstal, tapi pas di pindah ke slot yg pertama simnya terbaca itu kenapa ya? Apakah slotnya rusak?
Gan mhn info, hp ini sdh support mhl dan miracast belum ya
Untuk miracast sih sepertinya udah ada ya sejak Zenfone generasi kedua. Tapi jujur, aku belum coba sih untuk hape ini. Untuk MHL, belum pernah tes juga
Bagian belakang hpnya itu melengkung seperti asus2 lainnya apa datar ?
Datar Kak. Cuman untuk tepiannya yaa dibuat melengkung tanpa sudut
Min klo di cas dg usb car yg fast charging dampaknya batere rusak atau tdk apa2 ya?
Sebaiknya pake adaprtor charger bawaan ya Kak. Atau, minimal yang outputnya sama / nggak jauh beda. Buat menghindari hal yang gak diinginkan 🙂
dari info diatas gk ada fast charging tapi di spesifikasi ada fitur fast charging.yang bener mana ya?
Ini masih pake Marshmallow ya ? Sy pake nougat boros banget :'(
Klo emang marshmallow lbih tahan lama dripda nougat sy mending downgrade aja ke marshmallow :'(
Nougat belum sempurna sepertinya. Punyaku jadi error di kamera (gabisa fokus), untuk baterai, nggak terlalu perhatiin sih..
Tunggu aja update perbaikan dari ASUS
Tpi msih pake marshmallow ya? Keknya downgrade ke M deh parah banget maen game pake N cuman 2 jam habis 50%++ :’
Cara downgrade ke marshmallow gimana gan?
Saya juga nyesal upgrade ke nougat
Thank u infonya.
Mau saran donk mas. Worth it gak sih zen 3 max zc553kl ini di upgrade ke zen 3 ze520kl?? Punya 3max tapi jelek fotonya kalau lowlight.
Pengen hp buat fotografi dan browsing tapi baterai gak cepat boros
Makasih
Min…rekomendasi Smartphone terbaik dg budget 3 juta ..mks
Terima kasih ulasan zenfone 3 max nya, bermanfaat sekali dan cukup jelas karena saat ini kebetulan lagi cari infonya.
Sip, sama-sama Kak 🙂
gan. cara root zeny 3 max zc553kl gimana ya?
kingroot gagal. frama root gagal. iroot gagal. kingOroot gagal. towel root gagal, vroot gagal. trus pake apa gan? cara yang ga pake pc gitu.
Aku nggak pernah root hape lagi sejak taun 2014 Kak, jadi akupun tak tau ya Kak 🙂
Klo os lolipop keatas gk bakal bisa d root pake apk kayak gituan. !!!
Kaaa please review oppo a37 , aku penasaran
Ehehehe… Doain aja, semoga ada rejeki lebih buat review hape itu 🙂