Pengalaman Menggunakan ROG Phone 3 Untuk Keseharian – Sudah sekitar dua bulan saya menggunakan smartphone gaming dari ASUS yaitu ROG Phone 3. Dan di kesempatan ini saya akan membagikan pengalaman saya selama menggunakan smartphone yang menjadi idaman bagi para mobile gamers ini.
Sebelum mulai, saya ingin memberitahukan bahwa di posting berikutnya, saya sudah menjawab beberapa pertanyaan yang mungkin akan diajukan oleh mereka yang penasaran akan ROG Phone 3. Silakan lanjut ke halaman tanya jawab tentang ROG Phone 3 untuk membacanya. Dan kalau ternyata kamu punya pertanyaan yang belum terjawab di tulisan ini, silakan tinggalkan komentar atau langsung baca di posting tersebut ya. Oke nggak perlu panjang lebar lagi, langsung saja kita mulai pembahasannya.
Review ROG Phone 3 Indonesia
Sebenarnya, ASUS Indonesia sudah cukup lama membawa smartphone ini masuk secara resmi di Indonesia. Dan walau agak terlambat, saya rasa tidak ada salahnya untuk membahasnya di blog techijau.com ini. Karena ya kesempatan untuk review-nya baru ada sekarang :))
Saya akan mulai dari paket penjualannya terlebih dahulu. ROG Phone 3 yang saya bahas di sini adalah versi RAM 8GB dengan penyimpanan 128GB. Dan yang pasti, garansi resmi dong! Bukan yang versi strix ataupun versi garansi distributor. Silakan baca mengenai bedanya garansi resmi dengan garansi distributor agar kamu mengerti keuntungan dan kerugian masing-masing.
Ketika di unboxing, kita akan mendapatkan satu buah kabel USB Type-C to USB Type-C, kepala charger dengan fitur HyperCharging, converter USB Type-C to 3.5mm combo audio jack, kartu garansi, buku petunjuk, SIM Card ejector unik, hard case khas ROG Phone, serta tentu saja unit ROG Phone itu sendiri. Dan yap, tidak ada earphone ataupun headset yang saya temukan di sini. Tapi setidaknya, masih disediakan charger :))
Fisik & Desain
Fisik dari smartphone ini tergolong sangat besar karena memiliki layar dengan bentang 6,59 inch. Apalagi ditambah dengan bezel yang cukup tebal di bagian atas dan bawah layarnya. Akan tetapi, saya rasa bezel ini justru membuatnya lebih nyaman saat digunakan bermain game. Karena kita jadi bisa terhindar dari resiko salah sentuh di bagian tepi layar.
Bagian atas dan bawahnya tersebut masing-masing terdapat speaker yang menghadap ke arah layar. Berdasarkan data dari ASUS, speaker tersebut menggunakan 7 buah magnet dengan teknologi dual NXP TFA9874 smart amplifier. Dan speaker ini mampu mengeluarkan suara yang sangat keras namun jauh dari kata cempreng. Keluaran suaranya saya rasa sangat jernih untuk sebuah smartphone.
Entah itu untuk mendengarkan musik ataupun bermain game, speaker ini mampu mengeluarkan suara yang sangat jelas. Suara di frekuensi rendah (bass) bisa dimunculkan dengan tegas. Pun demikian dengan suara berfrekuensi tinggi (treble) yang masih terdengar apik. Bahkan efek stereo surround sound sangat terasa saat saya coba untuk menonton film. Kadang membuat saya salah menyangka bahwa suara yang dikeluarkan hape ini berasal dari sekitar saya. Iya serius, speakernya memang sebagus itu!
Dan oleh karena bezelnya tidaklah terlalu tipis, maka ia tak memerlukan poni (notch), ataupun tompel untuk menempatkan kamera depannya.
Bagian samping kanan, kita akan menemukan tombol power dan juga volume. Plus, dua buah sensor air trigger. Lalu di bagian bawah terdapat port USB Type-C utama untuk charging. Dan di sebelah kiri terdapat port USB Type-C kedua yang bersebelahan dengan port khusus untuk menghubungkan ROG Phone 3 dengan aksesoris khusus gaming yang dijual terpisah. Kedua port ini dilindungi oleh sebuah penutup karet agar tidak kemasukan debu. Jika penutupnya terpasang, mungkin orang akan menyangka kalau itu adalah sebuah tombol. Slot untuk SIM card juga ada di sisi kiri.
Sedangkan di bagian atas, kita hanya akan menemukan sebuah lubang microphone. Lubang microphone pada hape ini sebenarnya ada empat buah. Yaitu di bagian atas, bawah, kanan, dan juga bagian belakang. Selain microphone, di belakang juga terdapat tiga buah kamera dengan konfigurasi normal, wide angle, dan juga macro, lengkap dengan dual LED flash. Terdapat pula logo ROG yang bisa menyala, serta ornamen lain yang bisa kamu lihat sendiri pada foto dibawah ini.
Desain dari ROG Phone 3 ini sendiri saya rasa jauh lebih kalem dan simple daripada pendahulunya, namun tetap menampilkan kesan agresif. Walaupun ya saya rasa desainnya ini tidak terlalu ekstrim dan agak terlalu “kalem” untuk sebuah smartphone gaming. Bagian belakang ini memiliki sisi transparan di dekat ventilasi udara untuk pendinginan. Memperlihatkan heatsink yang bertuliskan aerodynamic system.
Hal ini membuatnya sangat unik jika dibandingkan dengan smartphone lain pada umumnya, tanpa terkesan norak. Orang-orang akan sangat mudah mengenalinya jika melihat bagian belakang smartphone ini. Kesan agresif makin terlihat jika kita memasangkan hardcase bawaannya yang juga punya desain unik.
Fitur & Tampilan (UI)
ROG Phone 3 menggunakan sistem operasi Android 10 dengan sedikit perombakan. Walau demikian, ROG UI yang digunakan oleh hape ini bisa dibilang sangat mendekati stock Android. Perbedaan yang paling terlihat dari segi tampilan ada pada bagian icon-icon dari theme bawaannya. Sisanya, semua terlihat hampir sama.
Walau demikian, ASUS menambahkan beberapa aplikasi custom dan juga fitur tambahan yang sebagian diantaranya adalah untuk mendukung aktivitas gaming. Beberapa diantaranya ada File Manager, Gallery, Sound Recorder, ASUS Data Transfer, Camera, dan juga Armoury Crate. Ada juga fitur bernama Game Genie yang hanya bisa dilihat dan diaktifkan pada saat bermain game. Lalu fitur Twin Apps yang bisa kita temukan pada bagian setting untuk dapat menginstal dua aplikasi yang sama dalam ROG Phone 3. Serta fitur screen recorder bawaan yang terdapat pada bagian quick panel.
Yang saya sukai dari UI bawaan ROG Phone 3 ini adalah ia memiliki beberapa fitur yang cukup memudahkan, mirip seperti ZenUI pada hape-hape ASUS terdahulu. Misalnya saja fitur swipe-down gesture pada home screen yang bisa kita set untuk membuka panel notifikasi. Fitur ini sangat berguna untuk memudahkan kita saat ingin membuka panel notifikasi, tanpa harus repot mencapai bagian paling atas layar yang memang sulit dijangkau saat penggunaan dengan satu tangan akibat layarnya yang besar.
Lalu ada juga fitur screenshot cepat yang memungkinkan kita untuk mengambil screenshot dengan hanya menyentuh tombol recent apps selama 2 detik. Sehingga, kita tak perlu menekan tombol fisik yang biasa digunakan untuk dapat mengambil screenshot. Ia juga sudah mendukung fitur long screenshot.
Terdapat pula fitur auto-start manager untuk mengoptimalkan performa. Fitur yang bisa kita temukan dengan cara masuk ke setting – advanced – mobile manager ini, dapat digunakan untuk mematikan auto-start dari aplikasi yang kita rasa tidak terlalu penting. Tujuannya adalah agar aplikasi-aplikasi tersebut tidak berjalan di background secara otomatis (tanpa dibuka), yang mana hal itu akan sedikit membebani kinerja baterai.
- Layar
ROG Phone 3 menggunakan panel layar AMOLED beresolusi Full HD berlapis Corning Gorilla Glass 6. Di bawah lapisan layarnya tersebut juga ditanamkan sensor pemindai sidik jari (fingerprint scanner) yang saya rasa mampu bekerja tanpa kendala. Hanya saja, peletakan sensor di bagian layar tersebut membuat kita disarankan untuk tidak memakai pelindung layar agar performa scanning tidak terganggu. Kalaupun ingin pakai pelindung layar, kita bisa menggunakan pilihan pengamanan alternatif berupa scan pengenalan wajah.
Menurut data yang dipublikasikan oleh ASUS, panel layar yang sudah tersertifikasi HDR10+ ini mampu memberikan tampilan reproduksi warna hingga 113% pada color space DCI-P3. Yang mana color space DCI-P3 merupakan standar color space yang umumnya digunakan untuk proyeksi film digital dari industri film di Amerika. Ditambah lagi, akurasi warna dari layar tersebut berada di level Delta E dibawah 1 poin (semakin kecil semakin akurat). Serta sudah mengantongi sertifikasi TÜV Rheinland untuk kategori Low Blue Light dan Flicker Reduced.
Panel layar dari ROG Phone 3 juga mampu menampilkan refresh rate hingga 144Hz. Melampaui smartphone kelas premium / flagship lain yang kebanyakan baru mendukung refresh rate hingga 120Hz, serta jauh diatas smartphone lain pada umumnya yang hanya mendukung refresh rate standar yaitu 60Hz. Kita bisa mengatur dan memilih untuk menurunkan atau menaikkan refresh rate di level 60Hz, 90Hz, 120Hz, hingga 144Hz. Sehingga membebaskan kita untuk menentukan preferensi settingan layar. Apakah ingin lebih hemat daya, atau ingin selalu tampil optimal dengan refresh rate tinggi.
Layar di hape ini tak hanya superior pada bagian layar saja. Panel sentuh pada ROG Phone 3 memiliki touch sampling rate 270Hz. Jauh diatas rata-rata smartphone yang hanya mendukung touch sampling rate mulai dari 60Hz hingga 120Hz. ASUS mengklaim bahwa berkat keunggulannya tersebut, layar pada smartphone gaming ini bisa memiliki touch latency yang sangat rendah, yaitu hanya 25ms, dan slide latency hanya 18ms saja.
Saya sendiri merasakan bahwa panel layarnya tersebut memang sangatlah responsif. Dan akan sangat terasa pada saat bermain game yang membutuhkan respon cepat.
- Fitur Khusus Gaming
Yang membuat ROG Phone 3 menjadi sangat unik adalah karena ia memiliki beberapa fitur yang sangat mendukung untuk urusan gaming. Baik dari sisi software, maupun hardware. Dari sisi hardware, terdapat fitur bernama AirTrigger 3. Yang merupakan dua buah sensor ultrasonik yang mampu mendeteksi sentuhan, swipe, dan juga slide. Ia bahkan dapat mendeteksi seberapa kuat jari kita menekannya untuk bekerja.
Tombol yang akan berada di bagian kiri dan kanan atas pada saat digunakan dalam mode landscape ini dapat berfungsi sebagai tombol tambahan layaknya tombol L1 dan R1 pada controler game console.
Masih dari sisi hardware, port USB Type-C kedua yang berada di sebelah kiri akan sangat berguna ketika kita ingin bermain game sambil men-charging baterai. Karena pada saat bermain game dalam mode landscape, kabel yang terhubung di sana tidak akan mengganggu kita dalam mengontrol permainan. Pun demikian jika menghubungkan hape dengan kabel converter USB Type-C to 3.5mm combo audio jack saat ingin bermain game dengan menggunakan earphone.
Tenang, kita masih bisa bermain game sambil menggunakan earphone sekaligus charging kok. Karena kan port USB Type-C nya ada dua. Jadi port utama bisa kita gunakan untuk charging, dan port kedua bisa kita gunakan untuk earphone. Walau demikian, saya masih sangat menyayangkan ketiadaan port audio 3.5mm pada ROG Phone 3 karena akan kurang praktis.
Atau, mungkin ASUS harus mempertimbangkan untuk mengganti kabel USB Type-C to 3.5mm audio jack dengan kabel splitter USB Type-C to USB Type-C plus 3.5mm audio jack. Karena saya rasa, itu akan lebih praktis, sekaligus memudahkan streamer game untuk menghubungkan ROG Phone 3 ke capture card.
Dari sisi software, ROG Phone 3 memiliki dua buah aplikasi andalan yaitu Armoury Crate dan juga Game Genie. Sama seperti smartphone pendahulunya, Armoury Crate pada ROG Phone 3 adalah tempat untuk kita dapat mengatur berbagai hal yang berkaitan dengan game dan juga performa. Di halaman muka, kita dapat melihat status baterai, penyimpanan, RAM, hingga temperatur dari CPU dan GPU.
Di aplikasi ini juga akan terlihat game apa saja yang kita instal. Nah dari sini, kita bisa mengatur preferensi alias scenario profile dari setiap game yang kita jalankan. Misalnya, mengatur sensitifitas pada layar, mode performa yang digunakan, hingga mengatur apakah kita ingin menggunakan settingan refresh rate layar yang berbeda.
Artinya, jika misal kita mensetting refresh rate 60Hz pada saat penggunaan biasa dengan maksud untuk menghemat daya, maka pada saat kita menjalankan sebuah game tertentu, maka refresh rate-nya akan berubah secara otomatis menjadi 90Hz, 120Hz, atau 144Hz, sesuai dengan pengaturan yang kita buat dalam Armoury Crate.
Kita juga bisa mengatur untuk membatasi sinkronisasi background agar koneksi internet dapat difokuskan untuk game. Settingan sensitifitas AirTrigger serta lampu pada logo ROG juga bisa kita temukan di sini.
Khusus untuk aplikasi Game Genie, ia baru akan bisa diluncurkan secara otomatis jika game mulai kita jalankan. Pada saat game berjalan, kita bisa mengaksesnya dengan melakukan swipe dari bagian tepi kiri layar. Fungsi dari aplikasi ini adalah sebagai perpanjangan tangan dari Armoury Crate. Di sini, kita bisa mengatur apakah ingin memblokir notifikasi, telepon, melakukan perekaman layar, hingga mengatur mapping untuk AirTrigger pada game yang dijalankan. Aplikasi Game Genie juga bisa digunakan untuk membuat settingan macro pada game yang kita jalankan.
Tenang saja, aplikasi ini sangat ringan kok. Dan saya tidak menemukan adanya gangguan performa sedikitpun. Fungsi perekaman layar pada aplikasi ini pun dapat bekerja dengan sangat lancar jika dibandingkan dengan menggunakan aplikasi perekaman lain di Google PlayStore. Hanya saja, frame rate dari game bakal menjadi terbatas di 60fps saja. Dan ini sangat terasa bedanya ketika kita bermain game yang seharusnya bisa berjalan hingga 120fps hingga 144fps.
Kita juga dapat menyalakan fitur X Mode pada aplikasi Game Genie. Yang fungsinya adalah untuk semakin meningkatkan performanya agar terasa lebih kencang. Hanya saja, temperatur dari ROG Phone bisa lebih cepat naik jika X Mode diaktifkan. Sehingga, saya sangat menyarankan untuk menggunakan aksesori AeroActive Cooler agar temperatur bisa stabil jika ingin mengaktifkan X Mode.
Performa
Sekarang, kita lanjut ke bagian performa. Unit ROG Phone 3 yang saya review ini menggunakan chipset Qualcomm Snapdragon 865+ (iya, ada “plus” nya”), penyimpanan UFS3.1 berkapasitas 128GB, serta RAM LPDDR5 berkapasitas 8GB. Chipset yang digunakannya tersebut adalah versi yang lebih kencang dari Qualcomm Snapdragon 865 yang biasanya dipakai pada smartphone kelas flagship.
ROG Phone 3 juga menjadi smartphone pertama di Indonesia yang mengantongi fitur Snapdragon Elite Gaming. Yang mengoptimalkan kinerja hardware dan software untuk menyajikan pengalaman gaming yang lebih baik. Fitur ini memungkinkan ROG Phone 3 untuk menjalankan game dengan frame rate hingga 144fps, serta dapat memberikan tampilan visual dengan warna 10-bit HDR. Artinya, kita dapat benar-benar merasakan keuntungan dari panel layar yang digunakan oleh ROG Phone 3 yang memiliki refresh rate hingga 144Hz, serta tampilan warna HDR 10+.
- Gaming & Multitasking
Ketika saya mencobanya langsung untuk memainkan game berat seperti Genshin Impact, ia mampu berjalan hingga 60fps. Bermain PUBG Mobile pun terasa sangat lancar dengan settingan frame rate 90fps. Adapun pada saat saya mencoba bermain PUBG Mobile dengan settingan grafik HD dan atau Ultra HD, ia tetap dapat menjalankannya tanpa kendala di frame rate 60fps.
Namun oleh karena saya lebih menginginkan tampilan pergerakan yang lebih lancar, maka seringnya saya hanya menggunakan settingan grafik smooth dengan frame rate 90fps. Keuntungan dari kekuatan dapur pacu serta layarnya yang super cepat baru akan terasa maksimal pada saat saya mencobanya untuk bermain game Real Racing 3. Karena game ini merupakan salah satu dari beberapa game yang sudah support untuk berjalan dengan frame rate hingga 144fps. Pergerakan dalam game menjadi terasa amat sangat lancar.
Kontrol permainan pun terasa begitu responsif di layar. Ditambah dengan fitur AirTrigger, saya pun merasa dapat mengontrol dengan lebih lincah. Berikut adalah video gaming test ROG Phone 3 untuk menjalankan game Genshin Impact, PUBG Mobile, Real Racing 3, dan juga Sonic Boom.
Soal temperatur? Saya hanya merasakan panas yang tidak wajar pada saat menjalankan game Genshin Impact. Selebihnya, ketiga game lain yang saya ujikan tidak membuat tangan saya kepanasan. Bukan berarti tidak panas sama sekali loh ya. Karena sudah sewajarnya jika temperatur akan naik pada saat bermain game. Dan beda lagi ceritanya kalau kita bermain sambil melakukan charging. Temperatur sudah pasti akan lebih cepat naik.
Namun ada satu fitur keren yang dimiliki oleh ROG Phone 3. Yaitu fitur bypass charging yang bisa kita aktifkan pada aplikasi Game Genie. Fitur ini berfungsi untuk menghentikan pengisian baterai pada saat kita menghubungkannya ke charger sekaligus menjalankan game. Sehingga, power dari charger akan langsung digunakan oleh ROG Phone 3, tanpa melakukan pengisian daya baterai. Hal ini bertujuan untuk membuat umur baterai menjadi lebih panjang, sekaligus menjaga temperatur agar tidak terlalu tinggi.
Oh iya, jika tidak sedang berada di ruangan yang sejuk atau sedang tidak menggunakan aksesori AeroActive Cooler, saya sarankan untuk bermain dengan menggunakan hardcase bawaannya. Agar tangan kita tidak merasakan kenaikan temperatur saat bermain game.
Yang menarik, ROG Phone 3 mampu mempertahankan performa puncak walau saya menggunakannya untuk bermain game nonstop selama berjam-jam lamanya. Dengan catatan, tidak sambil melakukan charging yaa. Dan performanya pun tidak turun sama sekali walau baterainya sudah berada di level 10% kebawah. Walau demikian, saya menyarankan untuk segera berhenti bermain dan melakukan charging ketika baterai sudah 10% kebawah karena level baterainya akan turun lebih cepat.
Hal yang sangat saya sukai dari ROG UI ini adalah ia sangat ramah untuk penggunaan multitasking. Di saat UI yang lain akan secara agresif mematikan aplikasi yang berjalan di background dengan alasan untuk mengoptimalkan performa dan juga baterai, ROG UI tidak demikian. Hal ini memungkinkan kita untuk melakukan multitasking, bahkan pada saat bermain game sekalipun. Iya, RAM berkapasitas besar di hape ini menjadi tidak terasa sia-sia. Mungkin beberapa orang menganggapnya sepele, namun tidak bagi saya. Karena dalam keseharian, saya sangat sering untuk bermultitasking menggunakan smartphone.
- Apakah Bisa Digunakan Untuk Keseharian?
Hanya karena ia memposisikan diri sebagai smartphone gaming, bukan berarti ROG Phone 3 tidak bisa digunakan untuk keseharian. Walau mungkin memang harus diakui bahwa ROG Phone 3 lebih banyak berfokus untuk menghadirkan fitur pendukung gaming daripada fitur pendukung produktivitas.
Bagi saya, kemampuan multitasking yang baik adalah hal fundamental yang mesti dipenuhi untuk dapat mendukung produktivitas. Yang mana hal itu sudah bisa dipenuhi oleh ROG Phone 3. Ditambah lagi, performanya yang amat sangat responsif dalam membuka dan menjalankan aplikasi akan sangat mungkin untuk mempercepat segala urusan dengan smartphone ini. Dan saya rasa, itu sudah cukup memenuhi syarat sebagai smartphone untuk keseharian.
Dua hal yang mesti dipertimbangkan bagi non-gamers saat ingin memilih hape ini adalah ukuran dan juga bobotnya. Jika sudah terbiasa dengan smartphone layar besar, mungkin tidak akan menjadi masalah. Namun bagi yang terbiasa dengan hape ringan, ROG Phone 3 bisa jadi akan terasa berat karena bobotnya adalah 240 gram.
Saya ingat waktu awal-awal menggunakan seri pendahulunya yaitu ROG Phone 2 yang punya bobot yang sama. Tangan terasa cepat pegal saat memeganginya lama-lama. Namun seiring waktu, saya menjadi terbiasa.
Bobotnya yang berat tersebut disebabkan karena ia membawa baterai berkapasitas sangat besar, yaitu 6000 mAh. Walau demikian, ketebalan dari ROG Phone 3 saya rasa masih sangat wajar. Baterainya yang super besar itu sekaligus membuatnya siap diajak beraktivitas seharian tanpa perlu khawatir akan cepat kehabisan baterai.
- Baterai
Baterai berkapasitas jumbo dari ROG Phone 3 mampu bertahan hingga lebih 2 hari lamanya jika hanya digunakan sesekali, dan lebih sering standby. Hal ini saya buktikan sendiri pada saat melakukan perjalanan darat jarak jauh menyeberangi dua pulau. Dan jika digunakan untuk penggunaan wajar, ia akan sanggup bertahan lebih dari satu hari.
Pada penggunaan yang sempat saya screenshot, screen on time yang bisa dicapai adalah hingga 9 jam dan 21 menit. Dari 100% ke 11%, dan saat itu saya menggunakannya untuk penggunaan ringan, tapi sempat digunakan untuk merekam beberapa video dengan total waktu satu setengah jam. Kalau untuk penggunaan tanpa menyalakan kamera, mungkin bisa lebih lama lagi. Mengingat perekaman video adalah aktivitas yang menguras baterai.
Saya sangat kesulitan untuk menghabiskan baterainya dalam sehari. Rasanya malah capek sendiri. Ketika saya gunakan untuk bermain game PUBG Mobile saja, ia mampu bertahan hingga 5 jam nonstop. Dan mungkin bisa sedikit lebih lama kalau saya masih sanggup melanjutkannya.
Waktu untuk pengisian baterainya pun tergolong cepat. Dalam waktu 34 menit, ia dapat mengisi mulai dari 8% sampai 46%. Dan untuk mencapai 100%, akan butuh waktu lebih dari 2 jam. Yang jelas, setelah 2 jam melakukan charging, level baterainya sudah berada di angka 94%’an. Dan pengisian jadi melambat setelahnya.
Kamera
ASUS ROG Phone 3 membawa tiga buah kamera di bagian belakang, dan satu di bagian depan. Menurut saya, kameranya ini sudah sangat baik walau mungkin tidak sebaik smartphone lain di kelas flagship yang harganya pun lebih mahal. Aplikasi kamera bawaannya ini punya segudang fitur yang bisa dibilang benar-benar sangat lengkap. Bahkan fitur manual mode untuk dapat mengatur ISO, shutter speed, dan juga fokus pun sudah dimilikinya.
Kamera utamanya memiliki kemampuan perekaman video hingga resolusi 8K. Fitur OIS memang absen dalam smartphone ini. Namun saya rasa EIS pada smartphone ini sudah sangat cukup menstabilkan goncangan pada saat merekam video. Dan walau di set dengan resolusi tertinggi yaitu 8K, fitur stabilizer (EIS) nya pun juga tetap bisa diaktifkan.
Menurut pendapat saya pribadi, kamera macro di hape ini sebaiknya ditiadakan saja. Karena nyatanya, hasil foto jarak dekat dari kamera utamanya terlihat jauh lebih baik dari segala sisi. Pembahasan lebih lanjut soal kameranya ini akan saya posting secara terpisah agar lebih mendetail. Mulai dari fitur-fiturnya, hingga contoh hasil fotonya.
Kesimpulan
Semua orang pasti setuju bahwa ROG Phone 3 adalah smartphone gaming. Dan itu ada alasannya. Bukan sekadar hadir dengan desain yang unik, tetapi juga benar-benar memiliki fitur-fitur yang sangat mendukung untuk urusan gaming. Bahkan ASUS menyediakan aksesori khusus yang bakal semakin membuatnya nyaman untuk gaming.
Walau demikian, ROG Phone 3 juga sanggup membuktikan bahwa ia juga sangat layak untuk penggunaan sehari-hari. Baterainya yang besar dan juga performa yang sangat tinggi menjadikannya cocok untuk mereka yang menginginkan smartphone super cepat dengan daya tahan baterai yang sangat awet. Kamera dari smartphone ini pun cukup membanggakan untuk dipamerkan hasilnya.
Kemampuan audio dan visualnya yang sangat baik, menurut saya juga bisa menjadi alasan bagi non gamers untuk memilih hape ini. Membuatnya mampu menyajikan konten multimedia dengan sangat baik dan lebih memuaskan. Pengguna juga akan tetap nyaman untuk penggunaan di manapun. Karena kecerahan layarnya bisa diatur menjadi sangat rendah, hingga sangat terang hingga terlihat jelas di luar ruangan. Segala yang saya sebutkan itu adalah poin kelebihan dari ROG Phone 3.
Bukan berarti ia bebas dari kekurangan. Sejauh yang saya rasakan, kekurangan utama dari hape ini adalah bobotnya dan juga ketiadaan colokan 3.5mm audio jack. Lalu selanjutnya adalah kamera macro yang saya rasa kurang berguna dan bahkan cenderung “nggak kepake”. Alhasil, rasanya seperti mubazir. Kalau untuk bezelnya yang cukup tebal, saya rasa itu bukanlah suatu kekurangan. Karena bezel ini justru akan menghindarkan kita dari resiko salah sentuh pada saat bermain game.
Oh iya, saya juga menemukan bahwa jika kecerahan layarnya di set sekitar 20% (pokoknya nggak mentok paling rendah), maka seringnya layar tersebut akan menjadi sangat redup dan terlihat kemerahan pada saat dinyalakan setelah layar terkunci. Mungkin itu hanya bug, dan kita tinggal menggeser kecerahannya sampai ke titik paling kiri (paling redup) agar gejala itu tidak terjadi lagi. Semoga ASUS segera memberikan update untuk perbaikan masalah sepele ini.
Rog phone 3 ini klo kecipratan air di layar nya apakah akan rusak?(misal sehabis cuci tangan langsung megang hp tersebut)
Selama airnya nggak masuk ke sela-sela pinggiran layar atau sela-sela lainnya, seharusnya aman