Tips Mengenalkan Anak Pada Dunia TeknologiĀ – Cara terbaik untuk mendidik anak adalah dengan berinteraksi bersama mereka secara langsung. Namun di tengah kemajuan era teknologi seperti sekarang, mau tidak mau, cepat atau lambat, kita mesti memperkenalkan anak dengan gadget agar mereka tidak gaptek.
Hal ini menjadi dilema karena sebagian orangtua khawatir bahwa nantinya gadget akan memberi dampak negatif pada anak. Membuat anak terlalu sering bermain dengan gadget, hingga berakibat pada anak menjadi ketergantungan dan sulit untuk diajak berinteraksi.
Sebenarnya, besar kecilnya resiko tersebut adalah tergantung dari tingkat ketegasan orangtua. Baik terhadap dirinya sendiri, maupun terhadap anak. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dicoba ketika ingin mengenalkan dunia teknologi terhadap anak.
1. Jangan Kenalkan / Berikan Smartphone Sebelum Umur 3 Tahun
Para ahli sepakat bahwa waktu yang tepat untuk mulai mengenalkan anak pada gadget adalah saat sudah mencapai usia setidaknya 3 tahun ke atas. Karena yang dikhawatirkan adalah anak bisa sangat mudah tantrum, kurang aware dengan keadaan sekitar, dan sulit untuk fokus.
Pengenalan dan pemberian smartphone pun sebaiknya dilakukan secara bertahap. Dan akan dibahas pada poin lain yang akan dituliskan di bawah.
2. Luangkan Waktu Untuk Berinteraksi Tanpa Smartphone
Saya pribadi menyarankan pada orangtua untuk meletakkan smartphone miliknya, ketika sedang bersama anak. Poin pertama, ini bertujuan agar kelalaian dalam mengawasi anak bisa terhindarkan. Poin kedua, ini bertujuan untuk membangun kedekatan bersama anak, agar mereka merasa punya teman dan diperhatikan.
Poin ketiga, agar anak terhindar dari rasa penasaran akan gadget ketika orangtua malah asik sendiri dengan smartphone miliknya. Ajaklah anak untuk bermain dan bicara, untuk melatih kecerdasan, daya tangkap, dan kemampuan untuk berinteraksi dengan sesama.
Jika dirasa membosankan, cobalah untuk mengajaknya untuk melakukan aktivitas seperti berkebun, membuat adonan kue atau semacamnya. Selain dapat mengisi waktu dengan lebih berfaedah dan menyenangkan, secara tidak langsung anak akan belajar akan arti dari sebuah proses. Langkah ini bisa dicoba ketika anak sudah mendekati usia 3 tahun atau di atasnya.
Mungkin akan terasa sangat melelahkan dan membosankan karena orangtua tidak bisa menikmati me time. Tapi percayalah, pengorbanan selama tahun-tahun awal ini sangatlah worth it! Karena bisa membangun kepribadian yang jauh lebih baik bagi anak, daripada memakai cara instan berupa pemberian gadget agar anak diam dan tidak rewel.
3. Kenalkan Fungsi Gadget Sebagai Alat Untuk Bekerja
Ketika dirasa sudah cukup umur bagi anak untuk dikenalkan dengan gadget, maka saya sarankan untuk mulai mengenalkan gadget sebagai alat untuk bekerja bagi orangtua dan alat untuk berkomunikasi.
Tapi bukan berarti kita sudah bisa bebas untuk memberikannya gadget tanpa pengawasan. Tetap lakukan poin nomor 2 di atas. Lalu untuk proses pengenalan ini, cukup lakukan sesekali saja. Ketika harus memberi contoh, berikan saja contoh ketika menelpon.
Ajaklah mereka melakukan panggilan telepon, lalu bicara dengan anak melalui smartphone. Setidaknya, ini akan mengurangi rasa penasaran anak terhadap smartphone.
Hal yang perlu dihindari adalah, jangan sampai orangtua terlihat asik menonton video di smartphone. Khususnya video-video berdurasi pendek dengan musik jedag-jedug. Karena jika sang anak sampai ikut melihat dan ketagihan, maka jangan heran jika nanti keseharian sang anak hanya akan dihabiskan untuk terus menatap layar smartphone dan swipe layar ke atas.
Sekali lagi, ketegasan orangtua sangatlah menentukan!
4. Sajikan Video Dokumenter Tentang Alam
Akan ada saat di mana orangtua bingung harus bagaimana untuk menghibur anaknya. Saya tetap menyarankan untuk mengutamakan interaksi langsung. Misalnya mengajarinya untuk membaca tulisan-tulisan yang ada di sekitar, atau bermain dengan puzzle ataupun lego untuk melatih logika.
Atau kalau memang sudah sangat lelah, orangtua bisa coba untuk menyajikan konten berupa video di smartphone. Tapi jangan sembarangan! Saya menyarankan untuk menunjukkan video dokumenter tentang alam.
Selain untuk “healing” virtual bagi orangtua, ini juga bagus untuk mengenalkan anak akan indah dan luasnya alam sekitar. Membangkitkan kecintaannya terhadap alam, yang kemudian juga bakal membangkitkan kepeduliannya terhadap apa yang ada disekitarnya.
5. Jika Terpaksa, Ajak Untuk Bermain Game Yang Aman
Tidak bisa dipungkiri bahwa bermain game sangatlah efektif untuk menghibur anak. Tapi seperti yang sudah saya bahas pada poin-poin sebelumnya, sebaiknya pemberian akses ke gadget ini hanya diberikan sesekali saja.
Jika terpaksa harus memberikan akses untuk bermain game, maka pastikan game yang dimainkan itu aman. Dalam arti, tidak membuat anak terlalu ketagihan, mudah dimengerti, dan syukur-syukur memiliki manfaat edukasi.
Contoh game yang saya anggap aman dan punya sifat edukatif adalah kumpulan game khusus anak-anak yang bisa diakses pada halaman culinaryschools.org.
Pada situs tersebut, kita bisa menemukan dan mengakses puluhan hingga ratusan games secara gratis. Bahkan kita tidak perlu mendownload aplikasi games untuk bisa memainkannya. Cukup buka browser chrome dan klik link yang saya sertakan di atas. Maka kita akan bisa memilih berbagai macam games yang disediakan.
Contoh game dengan tingkat kesulitan sederhana seperti food count bisa dimanfaatkan untuk mengajarkan hitung-hitungan dan mengenalkan angka pada anak. Cara bermainnya pun sangat mudah.
Kita hanya diminta untuk menghitung berapa jumlah makanan yang terdapat pada gambar. Misalnya, ketika yang muncul di sebelah kiri adalah gambar donat, maka kita diminta untuk menghitung berapa jumlah donat yang terdapat di gambar sebelah kanan. Lalu klik angka yang terdapat di sana.
Kita juga bisa mencoba untuk memainkan game dengan tingkat kesulitan lebih tinggi seperti Ice Cream Bar. Game ini merupakan simulasi sederhana untuk menggambarkan aktivitas berjualan es krim. Dan menurut saya, ini sangat cocok untuk bisa melatih fokus, konsentrasi, dan kecepatan berpikir. Sekaligus melatih ketelitian dan ketangkasan.
Kita diminta untuk menyiapkan dan menyajikan eskrim sesuai dengan apa yang diinginkan atau dipesan oleh konsumen. Di level awal, kita hanya akan memiliki akses untuk menjual eskrim dalam ember saja.
Di level-level selanjutnya, kita akan diminta untuk membuatkan berbagai macam eskrim dengan urutan rasa (warna) yang berbeda-beda. Mulai dari eskrim dalam ember, hingga eskrim cone.
Culinaryschools.org sendiri merupakan situs yang bisa kita manfaatkan untuk mencari sekolah-sekolah kuliner di berbagai negara. Yang mana siapa tau ada kerabat yang ingin menjadi chef, kita bisa mencari sekolah-sekolah yang direkomendasikan oleh situs ini.
Dan oleh karena itu, makanya semua games yang mereka sediakan pasti bakal berkaitan dengan makanan.
6. Jadikan Pemberian Akses Gadget Sebagai Reward Saja
Jika anak sudah mulai ketagihan dengan penggunaan gadget, maka cobalah mengakali agar kita bisa membatasi penggunaan gadget. Salah satunya adalah dengan menjadikan pemberian akses gadget sebagai reward (hadiah) saja.
Misalnya, “nanti setelah selesai bikin kue, baru boleh main hape”, atau semacamnya. Selain membatasi, hal ini diharapkan bisa memotivasi anak dalam melakukan aktivitas fisik.
7. Kenalkan Anak Pada Laptop (Jika Ada)
Jika sudah memasuki usia sekolah, ada baiknya bagi orangtua untuk mengenalkan anak pada perangkat laptop jika memang ada.
Jelaskan bahwa laptop itu bisa digunakan untuk berbagai hal, termasuk untuk mencari uang saat sudah besar nanti. Tapi sebelum bisa menggunakannya untuk mencari uang, beritau juga bahwa kita harus tau dasar-dasarnya terlebih dulu.
Mulai dari mengenalkan bagian-bagian yang terlihat pada laptop, kemudian bertahap menuju cara untuk mengoperasikannya. Di awal-awal, orangtua bisa coba memintanya untuk latihan mengetik. Entah untuk menuliskan cerita, atau dengan cara menuliskan kembali apa saja kata-kata yang kita ucapkan.
Silakan lihat halaman tentang kumpulan bahasan untuk belajar menggunakan laptop bagi pemula yang sudah saya sediakan sebagai bahan pembelajaran. Tidak perlu setiap hari, lakukanlah hal ini jika ada waktu luang saja agar anak tidak bosan.
Nah, itulah beberapa tips mengenalkan anak pada dunia teknologi. Dalam prakteknya, orangtua mungkin harus memutar otak untuk mencari solusi dari keadaan-keadaan atau pertanyaan-pertanyaan tak terduga yang terlontar dari lisan sang anak.
Dan tentu saya sangat menyarankan agar selalu mendampingi anak, di setiap kali ia memegang atau beraktivitas dengan gadget. Semoga bermanfaat!