Smartphone Jelaskan maksud hp repack & ciri-cirinya

Jelaskan maksud hp repack & ciri-cirinya

1

PERTANYAAN :

Jadi beberapa waktu lalu saya pernah lihat posting orang yang yang minta pendapat soal hp yang ingin dibelinya secara online. Saya tidak ingat betul soal apa yang ditanyakannya. Tapi saya ingan ada yang berkomentar dan bilang kurang lebih seperti ini: “awas hp repack”.

Pertanyaan saya, tolong jelaskan soal apa itu hp repack? Dan bagaimana ciri hp repack? Lalu apa bahaya atau resikonya jika beli hp repack?

JAWABAN :

(Dari Admin Techijau) : Pertama, kita akan bahas soal maksud dari hp repack, lalu soal kesalahpahaman yang biasa terjadi, kemudian barulah kita bahas soal ciri-cirinya. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, hp repack adalah hp (smartphone) yang “dikemas kembali”.

Nah, apa yang biasanya dikhawatirkan oleh orang-orang adalah hp tersebut dicurigai sebagai hp bekas (sudah pernah dipakai), tapi si penjual melakukan pengemasan kembali seolah-olah hp itu dalam keadaan baru. Hal ini bisa saja terjadi. Tapi, ada beberapa kasus di mana orang salah mengira bahwa hp itu adalah hp repack, padahal sebenarnya tidak.

Kesalahpahaman ini biasanya terjadi ketika si penjual meminta ijin untuk membuka segel kemasan / dus hp, sebelum dikirim ke kita. Sejauh yang saya ketahui, hal ini sangat wajar jika hp yang dijualnya itu adalah merek OPPO dan Vivo. Kenapa?

Karena dua brand smartphone ini sangat ketat dalam urusan harga jual. Biasanya, setiap brand smartphone dan laptop bakal punya yang namanya “SRP” alias “suggested retail price”. Yang artinya kurang lebih adalah “harga retail yang disarankan”.

SRP ini juga merupakan harga yang diumumkan ke publik. Jadi kalau misal kamu lihat ada hp baru yang dilaunching beserta harganya, harga itulah yang dimaksud sebagai SRP. Beberapa brand hanya menjadikan “SRP” ini hanya sekadar saran saja. Terserah pedagang mau menjualnya dengan harga berapa. Tapi, ada juga yang menjadikan SRP ini bersifat mengikat.

Salah duanya yang saya tau adalah OPPO dan Vivo. Mereka merupakan brand smartphone yang sangat ketat dalam urusan aturan SRP.  Mereka tidak mengijinkan pedagang untuk menjual dengan harga lebih murah dari SRP. Jika ketauan, maka si pedagang ini bakal dikenakan sanksi. Mulai dari denda, hingga pemutusan kerjasama.

Sebenarnya ini adalah langkah yang bagus untuk mencegah perang harga di antara para penjual produk mereka. Makanya kalau beli dan datang langsung ke toko fisik (offline), kita akan sulit sekali menemukan dua merk tersebut dengan harga yang di bawah SRP. Tapi kalau toko online? Beda lagi ceritanya.

Trend perang harga yang sudah terlanjur terjadi, membuat para pedagang harus “mengakali” aturan tersebut agar mereka bisa menjual produknya dengan harga lebih murah. Caranya? Yaitu dengan mengaktifkan garansi resmi di toko mereka, baru kemudian barang itu dikirimkan ke pembeli.

Namun untuk bisa melakukannya, penjual harus membuka segel dan dus kemasan hp tersebut. Untuk menyobek dan mengambil sebagian kartu garansi yang ada di dalamnya.

Nah, sobekan kartu garansi itulah yang digunakan oleh pedagang untuk disetor ke pihak brand, agar garansi resmi bisa aktif. Sekaligus, supaya si pedagang dapet “bonus” juga sih.

Dalam contoh kasus ini, hp tersebut seharusnya memang aman untuk dibeli dan bukan masuk kategori hp repack. Saya tidak tau secara detail soal brand mana lagi yang menerapkan aturan SRP yang ketat seperti ini.

Sekarang, kita masuk ke bahasan soal ciri-ciri hp repack. Banyak yang bilang kalau ciri utama hp repack itu adalah segel yang terdapat pada bagian dus sudah dirusak. Itu memang benar. Tapi kalau kasusnya seperti penjelasan soal problematika SRP di atas tadi, seharusnya hp repack yang seperti ini masih masuk dalam kategori aman.

Oiya, saya pribadi pernah jadi “korban” hp repack yang kategori menipu. Dan di sini akan saya jelaskan ciri-cirinya. Sebenarnya sebelum beli, saya sudah ragu ketika si penjual mengklaim bahwa barang yang dijualnya itu dalam keadaan baru dan BNIB.

Karena hp yang dijualnya tersebut (LG G4), merupakan hp flagship keluaran sekitar 2 tahun lalu (saat saya membelinya). Harganya pun tergolong sangat murah waktu itu, hanya 1.4 jutaan saja. Dari sini saya sudah sadar resikonya, tapi tetap iseng untuk beli. Toh murah ini kan?! Apa yang saya harapkan dengan harga segitu adalah, yang penting smartphone-nya asli. Soal itu bekas atau bukan, urusan belakangan. Syukur-syukur kalau beneran BNIB.

Saat barang datang, dus kemasannya terlihat dalam keadaan tersegel. Tapi saya curiga bahwa dus-nya itu seperti tidak original karena kualitas dusnya yang terlihat sangat biasa untuk sebuah smartphone flagship.

Setelah saya unboxing, barulah saya konfirmasi bahwa hp tersebut merupakan barang repack. Karena dari charger dan kabelnya saja, terlihat jelas bahwa itu adalah charger KW murahan. Begitupun dengan earphone yang ada di dalamnya. Seharusnya, earphone asli yang ada dalam paket penjualan LG G4 itu seharga jutaan rupiah.

Tapi setelah saya lihat dan coba, jelas, itu juga earphone KW seharga belasan ribu rupiah. Terakhir, barulah saya cek hp yang ada di dalamnya.

Dari cek fisik yang saya lakukan, semakin terlihat jelas bahwa itu merupakan hp bekas yang di-repack. Casingnya memang masih mulus. Tapi saya melihat ada goresan-goresan tipis di bagian layar, dan goresan yang lebih jelas di bagian kamera belakang.

Setelah saya coba untuk foto, semakin jelas bahwa itu adalah hp bekas. Karena hasil fotonya tidak sebening yang seharusnya. Bahkan tidak lebih bening dari hp midrange saya yang umurnya juga 2 tahun. Karena memang hp midrange itu benar-benar saya jaga sih. Tips perawatan kameranya bisa kamu baca pada tulisan tentang kenapa kualitas kamera hp menurun seiring waktu.

Ciri terakhir yang saya lihat dari hp tersebut adalah adanya logo operator seluler dari luar negeri yang melekat pada body smartphone-nya. Berarti kemungkinan besar ia merupakan hp limbah / bekas dari luar negeri.

Berbagai ciri tersebut bisa mengindikasikan bahwa hp yang saya beli itu merupakan hp repack. Dan dalam kasus saya, itu sudah tidak diragukan lagi. Walaupun akhirnya saya tidak mempermasalahkannya karena hp yang dikirim benar-benar asli. Anggap saja beli hp bekas batangan.

Nah jika kamu menemukan salah satu dari berbagai ciri yang saya sebutkan tadi, ada kemungkinan bahwa hp yang kamu beli merupakan hp repack. Walaupun perlu saya sampaikan juga, bahwa beberapa hp baru yang dijual sekarang itu kadang memang tidak mendapatkan charger. Dan hampir semua hp baru tidak menyertakan earphone di dalam dusnya.

Jadi, satu-satunya ciri yang bisa kita jadikan patokan adalah dari body hp itu sendiri. Perhatikan, apakah ada goresan-goresan? Khususnya pada bagian layar dan kamera? Jika ada, maka bisa jadi itu merupakan hp repack. Dan kita bisa komplain ke penjual jika ingin mempermasalahkannya.

Dan supaya mempermudah proses untuk komplain (jika beli online), maka pastikan untuk selalu mengambil rekaman video proses membuka paketnya.

Tunjukkan dulu semua sisi fisik dari paket tersebut secara perlahan. Bagian depan, belakang, atas, bawah, lalu sorot juga bagian kertas keterangan yang menempel selama beberapa detik agar nanti bisa dibaca.

Lalu, pastikan kamu merekam seluruh proses pembukaan paket dari awal sampai hpnya benar-benar dikeluarkan. Tunjukkan juga fisik dari hp tersebut secara detail jika kamu sudah curiga bahwa itu merupakan hp bekas yang di-repack.

Yang terakhir, coba pastikan apakah hp itu bisa nyala atau tidak. Jika bisa menyala dan semua normal, maka kamu bisa hentikan videonya. Tapi terkadang, ada hp baru yang tidak bisa dinyalakan atau bahkan tidak bisa dicas. Kalau kamu menemukan keadaan yang demikian, maka silakan coba tips yang sudah pernah saya bahas tentang cara menyalakan hp yang tidak bisa dicas.

Video yang kita buat ini bisa digunakan sebagai bukti yang kuat ketika mengajukan komplain ke marketplace, tempat kita membeli hp secara online.

Berikan komentar atau jawaban versi kamu!

Jika kamu punya jawaban tersendiri atas pertanyaan tersebut, kamu bisa menuliskan jawaban versi kamu di kolom komentar yang ada di bawah. Jawaban terbaik akan dipilih oleh admin dan akan disematkan di atas
Punya pertanyaan yang belum terjawab di sini? Silakan ke halaman ajukan pertanyaan dan isi form di dalamnya. Atau, tinggalkan komentar di halaman Facebook Techijau, atau mention Twitter @Techijau

1 KOMENTAR

  1. Kalau untuk penggunaan jangka panjang yang diinstal aplikasi mbanking, sosmed, lebih baik jangan beli HP repack deh. Bahaya. Kita kan ga tau HP itu udah disisipi aplikasi apa aja yang amit-amit bisa merugikan pengguna HP dikemudian hari. Lebih baik beli HP baru di toko offline officialnya. Tapi kalau hanya sekedar HP punya-punyaan, ya gpp beli hp repack yang harganya jauh lebih murah.

TULIS KOMENTARMU

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini