Mengenal Istilah Multitasking di Smartphone & Laptop Beserta Contohnya – Dalam pembahasan tentang manfaat RAM besar pada smartphone dan laptop, saya beberapa kali menyebutkan soal multitasking. Dan pada tulisan kali ini, saya akan membahas soal apa itu multitasking, keuntungan apa yang didapat, serta contoh multitasking pada smartphone, laptop, ataupun kehidupan nyata.
Karena disadari atau tidak, sebenarnya dalam hidup ini kita pasti pernah melakukan multitasking. Akan tetapi, di sini saya akan lebih berfokus untuk membahas tentang multitasking pada smartphone dan laptop saja ya. Sementara untuk di kehidupan nyata, saya mungkin hanya akan memberikan sedikit contohnya saja sebagai perumpamaan.
Apa Itu Multitasking?
Pertama-tama, kita akan membahas tentang pengertian multitasking terlebih dahulu. Kata “multi”, itu bisa diartikan sebagai “ganda”, atau “lebih dari satu”. Sedangkan kata “task” (kata dasar dari “tasking”) itu artinya adalah tugas.
Jadi secara harfiah, multitasking artinya adalah menjalankan tugas ganda, atau menjalankan lebih dari satu aktifitas dalam satu waktu yang sama. Contoh multitasking dalam kehidupan manusia sehari-hari adalah “makan sambil membaca”.
Kita pasti tau kan, bahwa “makan” dan “membaca” itu adalah dua aktifitas yang berbeda? Dan kita bisa saja menjalankan kedua aktifitas ini secara bergantian. Makan duluan, baru kemudian membaca setelah selesai makan. Namun jika demikian, waktu yang dibutuhkan pasti akan lebih lama. Maka dari itu, sebagian dari kita akan memilih untuk melakukan keduanya secara bersamaan karena dirasa akan lebih menghemat waktu.
Pada perangkat laptop, kegiatan multitasking adalah ketika kita membuka dua (atau lebih) software secara bersamaan. Tujuannya juga sama, yaitu agar lebih menghemat waktu ketika kita mengerjakan sesuatu. Misalnya, kita membuka software microsoft word, pemutar musik, dan juga browser internet secara bersamaan, ketika kita akan membuat sebuah tulisan.
Ketiga software tersebut kita operasikan secara bersamaan, karena kita butuh untuk mengetik (menggunakan ms.word), mencari referensi di internet (menggunakan browser), dan juga hiburan (menggunakan pemutar musik). Coba bayangkan, bagaimana seandainya jika kita tak bisa melakukan multitasking seperti itu? Pasti kita harus repot untuk menutup salah satu software, agar bisa membuka software yang lainnya. Sangat tidak efisien dan tidak hemat waktu.
Jadi, kemampuan untuk menjalankan beberapa proses atau beberapa program (software) dalam satu waktu yang sama itulah yang disebut sebagai multitasking.
Sementara pada smartphone (android), multitasking bisa dilakukan dalam hal yang serupa namun sedikit berbeda. Smartphone bisa dikatakan sedang melakukan multitasking jika ia menjalankan lebih dari satu aplikasi. Hanya saja, ia hanya bisa menampilkan satu aplikasi yang berjalan, sementara aplikasi lain akan disembunyikan di background. Dan aplikasi di background itu juga sebenarnya masih berjalan, hanya saja tidak dimunculkan pada layar
Dengan begitu, aplikasi yang berjalan di background tadi dapat kita operasikan lagi dengan cepat, tanpa harus membuka dan loading ulang. Karena tidak seperti PC atau laptop, kita tidak bisa menampilkan dua buah apps sekaligus dalam satu layar smartphone. Ilustrasinya adalah seperti ini.
Contoh & Cara Multitasking Pada Smartphone Android
Salah satu contoh multitasking yang paling mudah untuk menggambarkannya adalah ketika kita sedang bermain game. Anggaplah saat ini kita sedang asik bermain game, lalu tiba-tiba ada chat dari gebetan. Kalau smartphone yang kita gunakan memiliki kemampuan multitasking yang baik, maka kita bisa langsung membuka chat tersebut, kemudian membalasnya. Dan setelah selesai membalas, kita bisa kembali membuka dan MELANJUTKAN game yang kita mainkan tadi, tanpa harus loading ulang.
Caranya adalah, setelah selesai membalas chat, kita tinggal sentuh saja tombol recent apps (biasanya disebelah tombol home pada smartphone), lalu kita pilih game yang kita sembunyikan sementara tadi. Chat gebetan bisa terbalas, permainan pun dapat dilanjutkan.
Kuncinya adalah pada tombol recent apps dan juga tombol home. Jika tombol recent apps berfungsi untuk membuka aplikasi yang sebelumnya sudah atau pernah kita buka, maka tombol home akan berfungsi untuk menyembunyikan tampilan aplikasi (alias di-minimize). Dan aplikasi yang disembunyikan (di background) tersebut akan tetap berjalan dan siap untuk dibuka kembali melalui recent apps.
Apa yang terjadi jika ternyata smartphone tidak punya performa multitasking yang baik? Maka, saat kita membuka aplikasi chat, sistem akan menutup paksa aplikasi game yang sedang kita mainkan tadi. Akibatnya, pada saat kita ingin kembali membuka dan melanjutkan game tersebut, kita harus menunggunya melakukan loading ulang. Dan itu pasti bakal nyebelin banget kan?
Kita jadi serba salah karena harus memilih apakah akan melanjutkan game terlebih dahulu dan membiarkan si gebetan menunggu (dengan resiko bakal bikin dia jadi nggak mood), atau memilih untuk membalas chat dari gebetan, tapi kita harus menunggu loading game dan mengulang kembali apa yang sudah kita selesaikan dalam game.
NOTE : Untuk cara multitasking pada laptop, sudah pernah saya jelaskan pada tulisan tentang cara menggunakan laptop untuk pemula part 4.
Tentu saja, skenario multitasking pada smartphone bukan hanya untuk urusan game semata, tapi juga untuk urusan produktifitas. Biasanya, kemampuan multitasking pada smartphone Android akan bergantung pada dua hal. Yang pertama adalah soal kapasitas RAM, dan yang kedua adalah karena sistem pada smartphone itu sendiri.
Multitasking di HP & Laptop Membutuhkan RAM Besar
Smartphone, PC dan juga laptop dengan RAM berkapasitas besar biasanya bakal punya potensi untuk melakukan multitasking dengan lebih lancar. Karena semakin besar kapasitas RAM, maka smartphone dan laptop akan bisa menjalankan lebih banyak apps secara bersamaan. Seperti yang juga sudah pernah saya bahas pada posting berjudul fungsi RAM besar pada smartphone.
Sebaliknya, kapasitas RAM yang kecil bakal membuat perangkat kesulitan untuk ber-multitasking. Terlebih lagi jika ternyata aplikasi yang dijalankan adalah sebuah game berat, yang biasanya akan memakan banyak ruang pada RAM. Jika ternyata kapasitas RAM tidak cukup besar untuk menampung game beserta aplikasi lainnya (seperti misalnya aplikasi chat), maka hal itu akan memaksa sistem untuk menutup paksa aplikasi lain yang sebelumnya berjalan di background. Agar perangkat bisa menjalankan aplikasi game dengan semestinya.
Walau begitu, terkadang smartphone yang punya kapasitas RAM besar pun belum tentu punya performa multitasking yang baik. Karena, kemampuan multitasking pada smartphone ataupun tablet Android akan bergantung pada sistem (software UI bawaan) yang digunakan oleh masing-masing merk smartphone.
Iya, beberapa merk smartphone memiliki sistem software UI yang cukup agresif untuk menutup aplikasi yang berjalan di background walau ia punya kapasitas RAM yang sangat besar. Efeknya adalah, kita jadi kesulitan untuk melakukan multitasking dengan lancar. Hal ini membuat kapasitas RAM besar tersebut terkesan mubazir karena tak dapat dimanfaatkan secara optimal. Dan jujur, saya pribadi tidak suka smartphone yang seperti ini. Karena saya pribadi sangat sering memanfaatkan kemampuan multitasking pada smartphone untuk urusan produktivitas.
Tapi tentu si pembuat smartphone punya alasan mengapa ia membuat sistem yang demikian agresif. Sampai-sampai tidak mengijinkan aplikasi untuk berjalan di background. Salah satunya adalah untuk menghindari efek negatif dari multitasking.
Efek Negatif Multitasking Pada Smartphone
Multitasking bisa menyebabkan beberapa efek negatif bagi smartphone Android. Diantaranya adalah menurunnya performa smartphone, serta baterai yang menjadi lebih boros. Eits, tapi untuk urusan baterai itu hanya terjadi dalam keadaan tertentu saja yaa.
Iya, memang benar bahwa aplikasi yang dibiarkan terlalu lama berjalan di background, akan membuat baterai menjadi lebih boros. Karena smartphone akan membutuhkan sedikit daya ekstra untuk tetap menjaga agar aplikasi yang “disimpan di RAM” tersebut bisa tetap hidup dan standby. Sekali lagi, disana saya menyebut “terlalu lama” dan “sedikit daya ekstra”.
Dan sistem yang terlalu agresif dalam menutup background apps pun sebenarnya juga bisa berpotensi membuat konsumsi baterai menjadi lebih boros saat penggunanya benar-benar ingin melakukan multitasking. Karena daya yang dibutuhkan untuk memuat ulang (loading ulang) aplikasi akan lebih besar jika dibandingkan dengan harus “menjaga” aplikasi tetap standby di background selama beberapa saat.
Saat ini, beberapa pembuat smartphone sudah cukup pintar untuk menyeimbangkan keduanya. Mereka menggunakan sistem yang akan membiarkan background apps tetap standby selama beberapa menit agar pengguna dapat melakukan multitasking dengan lancar. Namun jika ternyata background apps tersebut dibiarkan terlalu lama, maka sistem akan mematikannya untuk lebih menghemat penggunaan daya baterai.
Bahasanya mudah dimengerti, keren
nice article
keren kang. maturnuwun