Aplikasi Penghemat Baterai di Android, Apakah Benar Berguna? – Saat ini, kapasitas baterai jumbo pada smartphone Android, sudah bukan lagi sebuah fitur yang dipandang istimewa. Karena sebagian besar smartphone keluaran baru yang dijual di pasaran, rata-rata sudah menggunakan kapasitas baterai yang besar. Mulai dari 4000mAh, hingga 6000mAh.
Hal ini membuat masyarakat pengguna smartphone Android, sudah tidak lagi mengeluhkan soal baterai yang cepat habis. Walau demikian, faktanya, masih ada sebagian orang yang merasa bahwa mereka masih perlu menggunakan aplikasi penghemat baterai. Demi membuat daya tahan baterainya menjadi lebih awet.
Yang jadi pertanyaan adalah, apakah perlu menggunakan aplikasi penghemat baterai di jaman sekarang ini? Dan apakah aplikasi penghemat baterai berpengaruh atau benar efektif untuk membuat daya tahan baterai menjadi lebih awet? Baiklah, mari kita ulas lebih dalam untuk menjawab beberapa keraguan tersebut.
Apakah Aplikasi Penghemat Baterai Benar Efektif?
Kalau ditanya soal efektifitas, itu akan bergantung pada perilaku penggunaan kita terhadap smartphone. Aplikasi penghemat baterai akan benar berguna, jika kita tidak terlalu aktif dalam menggunakan smartphone. Dalam arti, kita bukanlah orang yang perlu untuk rajin-rajin mengecek notifikasi hp, ataupun orang yang hampir selalu menggunakan hp setiap saat.
Namun, jika kita adalah orang yang cukup rajin beraktivitas dengan hp, entah itu untuk urusan hiburan, ataupun untuk urusan pekerjaan, rasa-rasanya penggunaan aplikasi penghemat baterai tidak akan efektif. Malahan, aplikasi penghemat baterai tersebut justru akan berpotensi membuat konsumsi daya baterai menjadi lebih boros, jika ternyata kita adalah orang yang gemar melakukan multitasking pada hp tersebut.
Mengapa demikian? Karena pada dasarnya, aplikasi penghemat baterai itu akan bekerja secara agresif untuk menutup paksa semua aplikasi yang berjalan di background. Sehingga dalam skenario multitasking, hal ini justru akan membuat smartphone lebih bekerja keras. Karena saat ingin berpindah ke aplikasi lain, hp kita harus memuat alias melakukan loading ulang. Yang mana jika dilakukan secara terus menerus, hal itu akan jauh lebih menguras baterai daripada saat membiarkannya aktif di backgrond.
Tentu hal ini juga membuat proses multitasking menjadi sangat tidak lancar, sehingga bisa dikatakan sangat tidak efisien waktu. Selain itu, hal ini juga akan membuat kapasitas RAM besar pada smartphone menjadi terasa mubazir.
Jadi, Apakah Perlu Menggunakan Aplikasi Penghemat Baterai?
Jika ditanya soal perlu atau tidaknya, saya dengan sangat yakin mengatakan bahwa kita tidak perlu menggunakan aplikasi penghemat baterai. Kenapa? Karena selain apa yang sudah saya sebutkan di atas tadi, ada satu hal lain yang membuat aplikasi penghemat baterai itu sebenarnya tidak sehat.
Berdasarkan apa yang pernah saya coba, ternyata aplikasi penghemat baterai itu bertindak seperti layaknya preman. Secara agresif, aplikasi tersebut akan memaksa aplikasi lain yang berjalan di background untuk tetap “tidur”. Agar mereka tidak bisa melakukan aktivitas apapun di background, selama kita tidak menyalakan aplikasi tersebut. Sementara dia sendiri akan melengang bebas untuk terus aktif berjalan di background.
Terkesan seperti aplikasi yang heroik memang. Tapi rasa-rasanya, hal itu sangat semena-mena. Dan masalah utamanya adalah, selama aplikasi penghemat baterai itu terus melakukan aksinya di balik layar, ia justru akan memakan dan menghabiskan daya listrik dari baterai. Sehingga kita tidak akan merasakan perbedaan yang signifikan. Karena sejatinya, konsumsi daya baterai dari aplikasi yang berjalan di backround itu bisa dibilang tidak jauh beda dengan konsumsi daya baterai dari aplikasi penghemat baterai yang terus beraksi.
Malah justru, ia akan berpotensi akan membuat penggunaan baterai menjadi lebih boros, dalam skenario penggunaan tertentu. Termasuk juga dalam skenario multitasking, seperti yang sudah saya sebutkan di atas. Maka dari itu, sekali lagi saya katakan bahwa menggunakan aplikasi penghemat baterai itu sangatlah tidak perlu.
Kalaupun seandainya kita butuh untuk menghemat baterai, kita cukup mengaktifkan mode hemat daya yang sudah ada pada pengaturan smartphone Android. Ini akan jauh lebih efektif daripada harus menggunakan aplikasi penghemat baterai. Dengan menggunakan mode tersebut, kita bisa bebas memilih kapan akan melakukan penghematan daya, dan kapan kita butuh smartphone dengan performa penuh. Toh kita tidak akan selalu membutuhkan mode penghematan daya, bukan?
Dengan demikian, kita jadi tidak perlu terus memelihara aplikasi yang secara nyata dan rutin menguras daya baterai secara perlahan layaknya benalu. Namun perlu dicatat bahwa mode hemat daya yang ada pada smartphone Android pun juga punya beberapa efek samping. Seperti yang sudah pernah saya jelaskan pada tulisan tentang efek samping mode hemat daya di Android.