Di tahun 2025 ini, pemanfaatan kecerdasan buatan alias AI (Artificial Intelligence) terlihat semakin populer. Bagaimana tidak? AI telah terbukti efektif dalam mempermudah berbagai urusan dalam hidup. Sehingga tak heran jika semakin banyak orang yang memanfaatkan AI sebagai partner dalam bekerja. Hal ini juga memicu masyarakat untuk mulai mencari perangkat, terutama laptop, yang mampu mengakomodasi kebutuhan akan AI.
Di sisi lain, saya juga melihat adanya kekhawatiran tentang masa depan dunia kerja. Karena pemanfaatan AI dianggap dapat mempersempit peluang kerja, atau bahkan menggantikan beberapa profesi. Ini tak sepenuhnya salah, dan saya rasa sangat wajar jika banyak pihak yang merasa terancam.
Nah di sini, saya ingin sedikit membagikan tentang beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk bertahan di era AI, sekaligus bagaimana cara memanfaatkan AI secara garis besar untuk meningkatkan produktivitas dalam bekerja. Ini akan mencakup bahasan mengenai siapa saja yang berpotensi digantikan oleh AI, kiat sederhana untuk adaptasi, skenario pemanfaatan AI, hingga kriteria dalam memilih laptop AI 2025 versi terjangkau (jika perlu).
Profesi Yang Terancam Oleh AI & Kiat Adaptasi
Keunggulan terbesar dari AI adalah soal kemampuannya untuk menyelesaikan tugas-tugas logis dan terstruktur, serta tugas yang bersifat repetitif (berulang). Sederhananya, ini mengarah pada pekerjaan yang sifatnya membosankan dan begitu-gitu saja. Profesi macam inilah yang sangat rentan digantikan oleh AI. Contohnya seperti tugas administratif dan entry data.
Sebuah artikel yang diterbitkan pada World Economic Forum mengungkap bahwa AI tidak bisa menggantikan profesi yang membutuhkan penilaian dan pengambilan keputusan manusia, pekerjaan yang membutuhkan komunikasi kompleks, serta pekerjaan yang memerlukan kecerdasan sosial, emosional, empati, kreativitas, inovasi, dan ketangkasan fisik.
Sehingga, bisa dikatakan bahwa memang ada beberapa posisi pekerjaan yang bisa tergantikan oleh AI, namun masih lebih banyak profesi yang aman. Lebih lanjut, diungkap pula bahwa pekerja yang berpendidikan lebih tinggi justru akan lebih terancam daripada pekerja yang berpendidikan paling rendah (bukan lebih rendah, tapi paling rendah). Ini berkaitan dengan ketangkasan fisik yang disebutkan tadi.
Bukan berarti kita harus meninggalkan pendidikan dan sepenuhnya kembali pada pekerjaan fisik. Menurut saya pribadi, ungkapan tersebut lebih mengarah pada mereka yang punya ilmu dan skill nanggung.
Maka, kiat adaptasi sederhana yang bisa saya sarankan adalah: tingkatkan keterampilan yang masih di level dasar.
Misalnya, jika saat ini kamu hanya sekadar bisa mengoperasikan Ms Excel, maka belajarlah lebih jauh untuk melakukan analisis data. Atau jika selama ini kamu hanya bisa bermain-main saja dengan social media, maka kamu dapat belajar lebih jauh untuk memanfaatkannya dalam urusan pemasaran digital (digital marketing).
Intinya adalah berfokus pada apa yang tidak bisa dilakukan oleh “robot” AI. Termasuk memperdalam skill, mengasah kemampuan bernalar, serta kemampuan berpikir strategis yang kemudian berkaitan dengan skill pengambilan keputusan. Dengan demikian, kita justru berpeluang menjadikan AI sebagai alat bantu yang luar biasa, untuk lebih meningkatkan produktivitas.
Cara Memanfaatkan AI
Berdasarkan temuan yang diterbitkan oleh Harvard Business Review, disebutkan bahwa AI bisa membuka peluang untuk penambahan pekerjaan. Mereka telah menganalisa 1.388.711 lowongan pekerjaan freelance online dari Juli 2021 hingga Juli 2023. Dan hasilnya, terdapat peningkatan pada pekerjaan yang membutuhkan keterampilan terkait AI. Ini menunjukkan bahwa pemanfaatan AI adalah salah satu bentuk adaptasi untuk bisa survive.
Tugas-tugas membosankan yang diambil alih oleh AI justru membuka kesempatan bagi manusia untuk lebih leluasa dalam mengeksekusi ide-ide di kepala secara lebih efisien. Kita dapat lebih berfokus pada value, dan lebih sedikit terlibat dalam urusan proses yang bisa kita serahkan pada AI. Hasilnya? Tugas lebih cepat selesai, dan peluang berinovasi akan terbuka seluas-luasnya.
Kita ambil contoh pemanfaatan AI yang sederhana saja.
Dalam beberapa kesempatan, saya pribadi bisa menghabiskan waktu hingga beberapa hari hanya untuk sekadar mengumpulkan referensi demi membuat sebuah tulisan blog yang kredibel dan akurat. Namun dalam beberapa bulan terakhir, saya memanfaatkan AI (saya menggunakan Copilot) dan meminta mereka untuk mencarikan referensi yang sekiranya bisa mendukung isi tulisan yang saya buat.
Hasilnya? Pencarian referensi yang seharusnya berlangsung beberapa hari, mampu diselesaikan oleh AI hanya dalam waktu beberapa detik. Ini membuat saya dapat lebih fokus untuk membaca, menuangkan ide, dan menyelesaikan tulisan dengan lebih cepat. Contoh sederhana seperti ini mestinya bisa diterapkan pada urusan lain, sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Termasuk diantaranya adalah:
- Programmer dan developer yang dapat memanfaatkan AI untuk menyarankan potongan kode.
- Data analyst yang dapat memanfaatkan AI untuk memberikan insight dan prediksi tren penjualan berdasarkan data historis.
- Copywriter yang dapat memanfaatkan AI untuk menyusun draft artikel.
- Graphic designer yang dapat memanfaatkan AI untuk membantu dalam pengeditan gambar, bahkan dapat membuatkan desain secara otomatis berdasarkan perintah yang diberikan.
Sisanya, manusia bisa melakukan sentuhan akhir dengan berbekal ide besar, kreativitas, atau kemampuan pengambilan keputusan.
Memilih Perangkat Untuk Kebutuhan AI
Sebelumnya perlu diketahui bahwa berdasarkan lokasi pemrosesannya, AI bisa dibagi ke dalam 2 kategori, yaitu:
- Cloud AI, yaitu AI yang berjalan secara online, dan pemrosesannya dilakukan di server cloud.
- On-Device AI, yaitu AI yang berjalan secara lokal, dan pemrosesannya dilakukan langsung di perangkat pribadi.
Saat ini, sebagian besar orang cenderung menggunakan Cloud AI (berbasis online) karena dapat diakses melalui perangkat mana saja. Dengan catatan, beberapa Cloud AI mungkin mengharuskan kita untuk membayar biaya berlangganan untuk dapat menikmati semua fiturnya secara penuh.
Dan jika kita ingin untuk menjalankan AI secara lokal agar kita bisa terus memanfaatkan AI dengan leluasa tanpa batasan, maka kita akan butuh laptop dengan diskrit GPU kelas high performance seperti yang dimiliki oleh laptop gaming. Karena pada dasarnya, AI akan sangat membutuhkan GPU powerful dengan VRAM dan RAM yang besar, untuk bisa berjalan dengan lebih lancar, khususnya untuk program AI kelas berat. Perangkat seperti ini punya kelebihan dan kekurangannya sendiri, yaitu:
Kelebihan:
- Cukup powerful untuk bisa menjalankan berbagai fungsi AI, termasuk LLM (AI chatbot), dan generative AI untuk misalnya membuat gambar dengan lebih kompleks. Semua itu bisa dijalankan secara lokal, tanpa batas.
- Jika laptop menggunakan GPU kelas atas yang super powerful, maka ia bahkan bisa dimanfaatkan untuk melatih model AI.
Kekurangan:
- Tebal dan bobotnya berat. Memang ada yang bobotnya ringan, tapi harganya jauh lebih mahal.
- Sangat boros baterai. Ini karena ketika menjalankan tugas berbasis AI, GPU akan bekerja sangat keras, sehingga akan sangat menguras daya baterai.
- Untuk menjalankan generative AI dengan lebih cepat, akan dibutuhkan laptop gaming dengan GPU kelas atas yang memiliki VRAM dan RAM besar. Dan harga yang harus dibayar untuk itu akan sangat tinggi, di kisaran 35 hingga 50 juta ke atas.
Kabar baiknya, saat ini sudah tersedia ASUS Vivobook S14 series (2025) sebagai laptop AI, yang menggabungkan opsi-opsi di atas dengan harga yang jauh lebih affordable. Menariknya, laptop AI 2025 tersebut menawarkan “paket komplit” untuk kebutuhan kerja dan komputasi, sekaligus punya kapabilitas yang lebih advance dalam urusan AI dibanding laptop biasa.
Laptop AI ASUS Vivobook S14 series (2025) hadir dalam 3 pilihan prosesor yang berbeda, yaitu:
- ASUS Vivobook S14 M3407HA (AMD)
- ASUS Vivobook S14 S3407CA (Intel)
- ASUS Vivobook S14 S3407QA (Qualcomm)
Dan yang akan kita bahas secara spesifik di kesempatan ini adalah tipe ASUS Vivobook S14 S3407QA yang menggunakan prosesor dari Qualcomm. Selain harganya yang paling terjangkau, laptop AI ini merupakan Copilot+ PC yang hadir dengan fitur-fitur AI eksklusif. Dan dengan NPU yang lebih powerful hingga 45 TOPS, ia akan siap menjalankan fitur-fitur tersebut dengan gesit.
Laptop AI 2025: ASUS Vivobook S14 S3407QA
Istilah “Laptop AI” mengacu pada laptop yang dilengkapi dengan hardware khusus yang didesain untuk menjalankan tugas-tugas AI dengan efisien. Ini bukan sekadar bisa menjalankan aplikasi AI berbasis cloud yang membutuhkan koneksi internet (seperti ChatGPT di browser), melainkan memiliki kemampuan untuk memproses model dan tugas AI secara lokal di perangkat itu sendiri. Komponen kunci yang memungkinkan ini adalah NPU (Neural Processing Unit).
ASUS Vivobook S14 series dikenal sebagai laptop yang menggabungkan gaya, portabilitas, dan performa yang mumpuni untuk kebutuhan sehari-hari hingga kreatif. Spesifik untuk model S3407QA, dalam konteks “Laptop AI 2025“, hadir sebagai contoh bagaimana lini produk Vivobook S14 series di tahun 2025 ini telah bertransformasi untuk menyambut era AI.
Ia bukan hanya mengandalkan CPU (Central Processing Unit) atau GPU (Graphics Processing Unit) untuk komputasi umum layaknya laptop biasa, tetapi juga ditopang oleh NPU yang cukup kuat untuk menjalankan berbagai fitur bebasis AI secara cepat dan efisien.
Peran Krusial NPU 45 TOPS untuk AI Offline
Di sinilah letak kekuatan utama Laptop AI. Pada model seperti yang direpresentasikan oleh arsitektur terbaru di tahun 2025, keberadaan NPU dengan performa tinggi, seperti yang memiliki kemampuan mencapai 45 TOPS (Tera Operations Per Second), sangat berpengaruh pada pemrosesan AI secara offline.
- Apa itu TOPS? TOPS adalah satuan ukur untuk performa NPU, menunjukkan berapa triliun operasi per detik yang bisa dilakukan NPU dalam memproses data AI. Angka 45 TOPS menunjukkan kekuatan pemrosesan AI yang signifikan di tingkat perangkat client.
- Pengaruh 45 TOPS pada AI Offline: Performa sebesar 45 TOPS memungkinkan laptop untuk menjalankan model AI yang kompleks dan tugas AI yang intensif tanpa bergantung pada koneksi internet atau server cloud. Ini termasuk fitur-fitur seperti pengenalan objek real-time, pemrosesan bahasa alami tingkat lanjut, noise cancellation berbasis AI super cepat, efek video call canggih, hingga analisis data yang dipercepat AI, semuanya dilakukan langsung di laptop Anda.
Keuntungan Menjalankan AI Secara Lokal (Offline) di Laptop:
Kemampuan NPU 45 TOPS untuk menjalankan AI secara offline di ASUS Vivobook S14 (S3407QA) membawa sejumlah keuntungan signifikan bagi pengguna:
- Privasi dan Keamanan Data: Data yang diproses oleh AI tetap berada di perangkat Anda. Tidak perlu mengirimkan data pribadi atau sensitif ke server eksternal, mengurangi risiko kebocoran data.
- Kecepatan dan Responsivitas: Pemrosesan terjadi secara instan di perangkat tanpa jeda yang disebabkan oleh latensi internet. Fitur-fitur AI bekerja lebih cepat dan mulus.
- Ketersediaan: Fitur AI tetap berfungsi penuh bahkan saat Anda tidak memiliki koneksi internet, misalnya saat di pesawat, di area tanpa sinyal, atau saat koneksi sedang buruk.
- Efisiensi Energi: NPU dirancang khusus untuk tugas AI dengan konsumsi daya yang jauh lebih rendah dibandingkan jika tugas AI tersebut dijalankan sepenuhnya oleh CPU atau GPU. Ini berarti fitur AI bisa aktif lebih lama tanpa menguras baterai dengan cepat.
- Potensi Penghematan Biaya: Mengurangi ketergantungan pada layanan AI berbasis cloud berbayar untuk tugas-tugas tertentu.
Bagaimana NPU di ASUS Vivobook S14 Bisa Berguna untuk Berbagai Kebutuhan Kita?
Kemampuan AI lokal yang ditenagai NPU 45 TOPS membuka pintu bagi berbagai penggunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari dan profesional:
- Produktivitas: Fitur AI dalam aplikasi office suite untuk membantu menulis, menganalisis data, atau membuat presentasi dengan lebih cepat. Pencarian file atau informasi di laptop yang lebih cerdas dan kontekstual.
- Kreativitas: Efek AI yang lebih canggih dan real-time di aplikasi editing foto/video (misalnya, menghapus objek, mengganti latar belakang, meningkatkan kualitas gambar/video) tanpa perlu rendering lama atau koneksi internet. Pembuatan konten AI langsung di perangkat.
- Komunikasi: Fitur noise cancellation dan background blur berbasis AI yang bekerja lebih efektif dan hemat daya saat video call. Fitur transkripsi atau terjemahan suara/teks secara real-time.
- Pengalaman Pengguna OS: Fitur asisten AI terintegrasi dalam sistem operasi (seperti Windows Copilot+), yang bisa membantu berbagai tugas, mengelola notifikasi, atau bahkan memprediksi kebutuhan Anda berdasarkan kebiasaan penggunaan.
- Keamanan: Fitur keamanan berbasis AI yang lebih canggih berjalan di latar belakang tanpa membebani kinerja.
Lebih dari Sekadar AI: Keunggulan Lain ASUS Vivobook S14
Selain kemampuan AI-nya, ASUS Vivobook S14 (S3407QA), sebagai representasi laptop modern, tentu tetap menawarkan keunggulan lain yang bisa ditemukan pada lini produk ASUS Vivobook S14:
- Layar berkualitas tinggi untuk visual yang tajam dan warna yang akurat.
- Desain tipis dan ringan yang menjadikannya portabel.
- Performa komputasi umum yang kuat berkat kombinasi CPU dan GPU modern.
- Fitur konektivitas yang lengkap.
- Keyboard yang nyaman dan touchpad yang responsif.
Kesimpulan: Masa Depan Komputasi Ada di Tangan Anda
ASUS Vivobook S14 (S3407QA) merupakan laptop AI 2025 yang siap mendukung kebutuhan akan pemanfaatan AI, yang dikemas dalam body super portable yang mudah dibawa, dengan banderol harga yang menarik.
Kekuatan dari NPU 45 TOPS-nya adalah contoh nyata yang menegaskan bahwa laptop ini adalah laptop AI yang seharusnya. Kemampuannya tersebut menandai pergeseran dari komputasi yang sepenuhnya bergantung pada cloud menuju perangkat yang lebih cerdas, privat, cepat, dan efisien dalam memproses AI secara lokal, di laptop pribadi.
Memiliki Laptop AI berarti kita memiliki asisten cerdas, tools kreatif canggih, dan peningkatan produktivitas yang selalu siap sedia, bahkan saat kita sedang offline. Ini bukan hanya tentang fitur-fitur baru, tetapi tentang pengalaman komputasi yang lebih mulus, aman, dan memberdayakan. Era Laptop AI telah tiba, dan perangkat seperti ASUS Vivobook S14 (S3407QA) siap membawa kita memasukinya.