Apakah kamu tau kabar yang baru-baru ini viral soal keluhan pedagang di Tanah Abang yang omsetnya terus menurun? Dan taukah kamu, bahwa ternyata fenomena ini tidak hanya terjadi di Tanah Abang saja?
Saya rasa ini menarik untuk dibahas, khususnya bagi para pedagang yang mungkin juga sedang terdampak. Mereka juga harus tau, apa yang sebenarnya terjadi dan dirasakan dari sisi konsumen. Agar bisa merumuskan sumber masalah, dan bisa menemukan solusi.
Hanya ada dua pertanyaan yang harus dijawab untuk mengetahui sumber masalah ini. Yaitu kenapa orang mulai enggan membeli di toko / pasar fisik? Dan kenapa orang lebih suka belanja secara online?
Apa Yang Sebenarnya Terjadi dari Sisi Konsumen?
Sebagai seorang konsumen, saya sendiri merasakah bahwa ada saat di mana saya harus membeli sesuatu, namun enggan untuk pergi berbelanja di toko atau pasar fisik. Walau begitu, bukan berarti saya selalu berbelanja online untuk membeli segala sesuatu.
Biasanya, keengganan saya untuk mampir ke toko fisik adalah karena perasaan was-was. Apakah uang yang saya bawa bakal cukup untuk membeli barang yang saya perlukan? Bagaimana jika tidak ada yang sesuai dengan selera saya? Di mana lagi saya harus mencari? Saya yakin, kebanyakan dari kita pasti pernah mengalami hal serupa.
Keengganan terbesar lain adalah soal oknum pungli berkedok tukang parkir yang mematok harga tak wajar. Belum lagi soal fakta bahwa ada beberapa oknum pedagang yang membuka harga selangit untuk barang yang sebenarnya tidak mahal-mahal amat.
Kebiasaan tawar menawar yang terjadi di pasar, kini juga dianggap sebagai sesuatu yang melelahkan dan buang-buang waktu. Ditambah soal waktu dan tenaga yang harus dikerahkan untuk menuju dan berkeliling lokasi. Semua itu adalah hal-hal yang membuat masyarakat mulai enggan untuk pergi ke toko atau pasar fisik.
Tentu semua hal itu tidak akan terjadi jika konsumen berbelanja secara online. Soal harga sudah terpampang jelas. Menelusuri barang pun bisa dilakukan di rumah secara virtual, sambil rebahan. Tidak cocok? Ya tidak jadi beli. Toh tidak banyak waktu dan tenaga yang rugi terbuang.
Walau biasanya dikenai ongkos kirim, rasa-rasanya masih bisa dimaklumi daripada harus membayar oknum pungli. Toh biaya itu merupakan bagian dari service, agar pesanan kita diantar sampai ke rumah.
Dari sini, kita bisa tau bahwa perkara menurunnya minat masyarakat untuk membeli di toko atau pasar fisik bukan semata karena soal harga. Melainkan ada berbagai faktor lain yang ikut mempengaruhi.
Sudah Saatnya Online-kan Bisnismu
“Seasons change, so can I! Hold on Boy, no time to cry!” – A change of seasons by Dream Theater
Kita tidak bisa menahan atau menghentikan laju pergantian musim. Maka, sesuaikanlah diri dengan pergantian musim yang terjadi.
Kita sudah memasuki era di mana teknologi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Maka, manfaatkanlah teknologi yang ada, demi keberlangsungan usaha. Bukan menyerah pada jaman, tapi beradaptasi untuk bertahan.
Saya tidak mengatakan bahwa harus berhenti berjualan di toko fisik. Karena sebenarnya, kita hanya perlu melakukan sedikit penyesuaian. Dan penyesuaian itu adalah dengan membuat agar apa yang kita jual bisa dilihat oleh masyarakat secara online.
Merealisasikannya tidak sulit kok. Cukup bermodalkan smartphone dan koneksi internet saja. Dan menurut saya, smartphone yang ideal untuk urusan ini adalah ASUS Zenfone 10. Sebuah smartphone terbaru dari ASUS yang baru saja dirilis secara resmi di Indonesia.
Tentu ada alasan kuat di balik statement ini. Karena tips-tips yang akan saya bagikan di bawah, bakal bisa dijalankan secara optimal jika memanfaatkan ASUS Zenfone 10. Daripada penasaran, mari kita bahas tips yang dimaksud dan bagaimana smartphone ini bisa membantunya!
Tips Online-kan Bisnis Bersama ASUS Zenfone 10
Sebelum bisa menampilkan produk secara online, hal pertama yang perlu disiapkan adalah foto dari produk itu sendiri. Ini berguna sebagai ilustrasi yang akan dilihat oleh calon konsumen mengenai detail produk yang kita jual nanti.
Usahakan untuk membuat foto produk terlihat sebagus mungkin dan sejelas mungkin. Karena foto produk yang baik bakal memberikan informasi visual yang lebih detail. Yang terkadang bakal dibutuhkan oleh calon konsumen dalam mempertimbangkan apakah ingin membeli atau tidak.
Keuntungan lain dari foto produk yang bagus adalah:
- Meningkatkan kesan bahwa produk yang ditampilkan itu punya kualitas yang baik, yang secara otomatis bakal meningkatkan minat konsumen untuk membeli
- Membuat produk kita terlihat lebih eye cathing (mencolok) diantara ratusan produk serupa lain milik pesaing, yang secara otomatis meningkatkan peluang bagi calon konsumen untuk mengklik dan mencari tau lebih lanjut tentang produk tersebut
Bagaimana Membuat Foto Produk Yang Bagus?
Kriteria foto produk yang baik adalah foto tersebut harus nampak tajam, dengan warna yang terlihat jelas, serta bebas noise. Untuk bisa mendapatkannya, pastikan produk dipotret pada tempat yang memiliki pencahayaan bagus.
Poin pencahayaan ini bertujuan agar foto produk bisa terlihat jelas dan bebas noise. Jika ingin berfoto di area outdoor, usahakan agar produk difoto pada pagi hari sekitar jam setengah 7 hingga jam 9. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pencahayaan yang lembut dan tidak terlalu kontras. Sehingga warna dari produk yang difoto bisa terlihat lebih natural.
Bagaimana jika harus mengambil foto di area indoor? Usahakan untuk memberikan pencahayaan tambahan yang mumpuni. Saya pribadi biasa menggunakan dua buah softbox yang ditempatkan di kanan dan kiri, dengan background berwarna putih agar tidak mengubah warna asli dari produk yang difoto.
Lampu yang saya gunakan pada masing-masing softbox adalah LED 50 Watt atau lampu spiral 75 Watt. Carilah sudut pencahayaan yang sekiranya pas, agar produk bisa difoto dengan jelas dari sisi depan.
Jika ingin bereksperimen untuk memotret produk di lokasi yang lebih estetik, tentu akan bagus juga. Yang jelas, usahakanlah agar produk tidak terlihat terlalu gelap pada saat difoto.
Eksplor juga berbagai sudut pengambilan foto agar produk terlihat menarik. Yang penting, pastikan tidak ada sesuatu yang mengganggu pada background foto. Karena jika ada, maka keindahan foto akan jauh berkurang.
Usahakan juga untuk mengambil beberapa foto yang menunjukkan sudut menarik dari produk yang kita foto. Seperti pada contoh foto yang saya ambil berikut ini.
Tantangan dari foto indoor biasanya ada dua. Yaitu antara noise yang tinggi, atau foto menjadi agak blur jika tidak menggunakan tripod.
Penyebabnya adalah pencahayaan dari lampu softbox atau pantulan sinar mentari dari luar tetap tidak akan sebaik pencahayaan ketika berfoto di outdoor. Akibatnya, kamera akan memilih untuk menaikkan ISO yang berdampak pada munculnya noise dan memudarnya warna, atau memperlambat shutter speed yang berdampak pada resiko ngeblur.
BACA JUGA : Apa Itu ISO & Shutter Speed Pada Fotografi
Dengan ASUS Zenfone 10, tantangan tersebut bisa dihadapi dengan lebih mudah. Karena ia menggunakan sensor kamera kelas flagship yaitu Sony® IMX766 yang memiliki ukuran sensor besar yaitu 1/1.56 inch. Yang dipadukan dengan bukaan lensa alias aperture yang lebar yaitu f/1.9.
Ibarat seperti tirai jendela yang dibuka lebar di pagi hari, bukaan lensa yang lebar ini bakal memungkinkan lebih banyak cahaya yang dibiarkan masuk, dan ditangkap oleh sensor. Efeknya, foto yang dihasilkan bisa nampak lebih terang, tanpa harus menaikkan ISO secara signifikan.
Kalaupun masih kurang dan harus memperlambat shutter speed, fitur Optical Image Stabilization (OIS) bakal menstabilkan lensa kamera pada saat memotret. Benefitnya, efek blur bisa diminimalisir walau tanpa menggunakan tripod sekalipun.
Jika memungkinkan, kita bahkan bisa manfaatkan fitur Pro camera (manual mode) pada ASUS Zenfone 10. Untuk membebaskan kita dalam mengatur settingan shutter speed, ISO, white balance, hingga mengatur fokus secara manual.
Tak perlu pusing untuk melakukan pengeditan foto, karena ASUS Zenfone 10 sudah memiliki fitur yang diberi nama AI Object Sense.
Fitur ini akan membuat software kamera mendeteksi segmen-segmen pada foto, agar masing-masing segmen tersebut bisa dioptimalkan secara terpisah. Hasilnya, setiap objek yang masuk ke dalam frame foto bakal terlihat lebih baik.
Tidak lupa, fitur HyperClarity dari kamera beresolusi 50 megapixel tersebut bakal memastikan agar ketajaman foto bisa tetap terjaga ketika kita harus melakukan digital zoom.
Karena terkadang, kita perlu untuk melakukan sedikit digital zoom untuk membuat objek terlihat lebih stand out. Tapi jangan terlalu agresif dalam melakukan zoom in atau cropping. Usahakan untuk tetap memberi ruang di sisi atas, bawah, kiri, dan kanan produk, jika kita memutuskan untuk memotretnya dalam keadaan full.
Jika ingin memotret produk bersama dengan berbagai objek lainnya, cobalah untuk menempatkan produk agar terlihat paling menonjol diantara yang lain. Seperti pada contoh foto di bawah ini.
Pada objek berukuran kecil, kita bisa coba untuk mendekatkan kamera smartphone, lalu sentuh layar pada bagian objek yang ingin ditonjolkan. Agar kamera bisa berfokus pada objek tersebut, dan membuat sedikit efek blur (depth of field) secara alami pada bagian depan dan juga belakangnya.
Sebagai tambahan, pastikan lensa kamera smartphone dalam keadaan bersih sebelum melakukan sesi pemotretan. Bebas dari debu, bekas sidik jari, atau yang lainnya. Ini untuk memastikan agar hasil foto bisa selalu terlihat jernih.
Urusan ini terkadang bisa cukup menyulitkan. Tapi dengan ASUS Zenfone 10 yang sudah memiliki fitur tahan air dengan rating IP68, kita bisa saja membilas kameranya dengan mudah menggunakan tissue yang dibasahkan dengan air tawar. Tambahkan sedikit sabun cuci piring kalau perlu, supaya lebih kinclong.
Tampilkan Produk Secara Online!
Setelah menyiapkan foto produk, maka kita akan siap untuk menampilkannya secara online! Tapi sebelum itu, ada baiknya kita memastikan bahwa foto-foto produk yang sudah kita ambil tadi sudah memenuhi standar.
Apakah sudut fotonya sudah oke? Apakah warnanya sudah mendekati aslinya? Dalam urusan ini, panel layar AMOLED 144Hz beresolusi 2400 x 1080 pixel pada ASUS Zenfone 10 sangat bisa diandalkan untuk mengoreksi warna.
Karena tidak cuma mampu menampilkan warna yang kaya hingga 112% DCI-P3 color gamut, tapi ia juga telah didesain agar warna yang ditampilkan bisa sangat akurat. Hal ini dibuktikan dengan perolehan skor Delta-E < 1 (semakin kecil semakin akurat).
Jika pengecekan sudah dilakukan, silakan upload foto-foto tersebut ke platform yang diinginkan. Bagi yang memiliki toko fisik, saran saya gunakanlah fitur marketplace di Facebook.
Marketplace Facebook merupakan semacam “pasar lokal online”, di mana kita bisa memposting dagangan secara gratis. Agar dagangan kita tersebut bisa dilihat oleh orang-orang yang tinggal di lokasi sekitaran.
Cara ini cukup efektif untuk menjangkau perhatian yang lebih luas, namun tetap di area lokal saja. Calon konsumen yang tertarik, bisa kita arahkan untuk datang langsung ke toko agar bisa melihat langsung dan bertransaksi. Lihat? Toko fisik tetap ada gunanya kan?!