Manfaatkan AI Untuk Tingkatkan Produktivitas Bersama ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406) – Pernahkah kamu berpikir bahwa AI dapat menggantikan manusia dan mengancam akan mengambil alih profesinya?
Jika iya, maka kamu tidak sendirian. Saya pribadi pernah berpikir demikian. Hingga kemudian tersadar, dan memutuskan untuk berdamai serta beradaptasi dengan AI. Sebagai pembuka, ada quotes menarik dari Charles Darwin yang mungkin bisa mengubah persepsimu:
“It is not the strongest of the species that survives, not the most intelligent that survives. It is the one that is the most adaptable to change.” (Bukanlah spesies terkuat atau terpintar yang akan bertahan, tetapi yang paling mampu beradaptasi terhadap perubahan.)
Benar, kata kuncinya di sini adalah “adaptasi”, karena perubahan itu pasti. Suka tidak suka, saat ini kita sedang dalam masa transisi menuju era serba AI. Bisa jadi, kita menganggap AI sebagai ancaman karena belum beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Jika melihat kilas balik, sebenarnya umat manusia sudah melalui cukup banyak masa di mana kita harus beradaptasi dengan perubahan. Contohnya adalah ketika terjadi revolusi industri 1.0, hingga revolusi industri 4.0 yang sedang kita hadapi sekarang.
Banyak tenaga manusia yang pernah tergantikan oleh mesin uap di sektor manufaktur. Lalu komputerisasi dan otomatisasi juga kembali menggantikan banyak pekerjaan yang melibatkan intervensi manusia dalam industri perakitan.
Namun, apa yang terjadi? Di satu sisi, ketersediaan kesempatan kerja pada beberapa bidang memang jadi lebih sempit. Tapi sebagai gantinya, peluang dari sisi lain mulai terbuka dengan munculnya berbagai jenis pekerjaan baru. Plus, kualitas hidup jadi jauh lebih baik berkat percepatan produksi di berbagai sektor industri. Yang membuat ketersediaan akan berbagai kebutuhan jadi lebih mudah untuk ditemukan dan dijangkau.
Perubahan yang terjadi dalam revolusi industri memang mengurangi keterlibatan peran manusia. Sebagai gantinya, manusia bisa berfokus pada hal lain yang memiliki value lebih besar. Mindset inilah yang mesti kita bawa dalam menghadapi era serba AI.
Bagaimana Kita Menyikapi Adanya Artificial Intelligence?
Artificial Intelligence (AI) dianggap sebagai ancaman karena ada terlalu banyak hal yang bisa dikerjakan. Benar! Levelnya bukan lagi sangat banyak, tapi terlalu banyak!
Mulai dari mengedit dan membuat foto, mengedit dan membuat video, membuat kode, membuat tulisan, hingga berbagai hal lainnya. Maka wajar saja jika banyak yang merasa bahwa AI bisa mengancam karier mereka. Yang jadi pertanyaan adalah, apakah ancaman itu nyata? Apa benar AI bisa menggantikan pekerjaan manusia?
Sebagian kecil, mungkin iya. Tapi sebagian lain ternyata tidak seburuk itu kok. Malahan, berbagai profesi yang kelihatannya terancam itu justru bisa terbantu oleh AI. Sebab, teknologi terbaru ini bisa sangat berguna dalam mempercepat alur kerja, yang otomatis akan berpengaruh pada meningkatnya produktivitas.
Kuncinya adalah kemauan dan kemampuan untuk beradaptasi. Sama seperti saat menghadapi revolusi industri 1.0 sampai 3.0. Untuk itu, kita mesti sedikit mengubah cara pandang terhadap AI. AI bukanlah sesuatu yang akan menggantikan manusia sepenuhnya, melainkan sesuatu yang akan meringankan pekerjaan.
Berikut adalah dua poin penting yang mesti diperhatikan agar kita bisa bertahan di era AI serta mampu memanfaatkannya.
1. Kuasailah Skill Dengan Lebih Mendalam
AI memang bisa diperintahkan untuk mengedit dan membuat foto, tapi bukan berarti editor dan fotografer akan punah. AI memang bisa diperintahkan untuk membuat kode, tapi bukan berarti programmer tak lagi dibutuhkan.
Pada aplikasi Stable Diffusion misalnya, kita memang bisa bebas memerintahkannya untuk membuat gambar. Walau begitu, jika kita tidak paham soal komposisi foto yang baik, maka gambar yang akan di-generate pasti akan sulit untuk bisa terlihat bagus. Atau setidaknya, sulit untuk bisa sesuai dengan apa yang kita bayangkan.
Selain itu, generative AI yang berkaitan dengan gambar terkadang tidak bisa (atau setidaknya belum bisa) untuk menghasilkan gambar dari objek spesifik secara sempurna. Contohnya? Bisa kamu lihat pada gambar di bawah ini. Pada akhirnya, jasa fotografer tetap akan dibutuhkan.
Lagi pula, kekuatan emosional dari kenangan nyata yang ditangkap oleh lensa kamera tetap tidak akan tergantikan oleh gambar atau foto buatan AI.
Pun demikian dalam urusan mengedit foto. Hasil pengeditan foto tetap tidak akan bisa terlihat menawan, jika kita tidak mengerti soal pencahayaan, atau dasar-konsep fotografi lainnya. Maka, memiliki skill fotografi yang mendalam tetap akan dibutuhkan agar kita dapat memanfaatkan AI secara optimal.
Hal serupa juga berlaku pada profesi lain seperti programmer. Beberapa model AI berbasis chatbot memang bisa dengan mudah membuatkan kode. Namun jika yang memintanya adalah orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang coding, tentu mereka tidak mengerti soal bagaimana menerapkan kode yang sudah dibuat tersebut.
Belum lagi jika ternyata kode yang dibuatkan itu tidak sesuai harapan. Di sinilah skill coding dari seorang programmer akan dibutuhkan.
Hal-hal lain seperti komunikasi dengan user, memahami dan menterjemahkan keinginan user, hingga perkara problem solving dan melakukan perubahan kecil yang spesifik, tetap akan membutuhkan peran dan skill dari seorang programmer.
Ini membuktikan bahwa selama kita memiliki keterampilan yang cukup, maka tak perlu khawatir akan tergantikan oleh AI.
2. Terus Belajar & Beradaptasi
Meluasnya penerapan AI dalam berbagai bidang, berpotensi mempercepat perkembangan teknologi. Maka, persiapkanlah diri untuk mempelajari hal-hal baru pada bidang yang kita tekuni dan jangan pernah menolak inovasi. Agar bisa merebut peluang-peluang baru yang mungkin akan bermunculan.
Langkah awalnya adalah bisa dengan mulai mengakrabkan diri dengan AI agar bisa memanfaatkannya.
Cara Memanfaatkan AI & Bagaimana Ia Bisa Meringankan Pekerjaan
1. Fokus Pada Value
Sebelum bisa memanfaatkan AI, kita perlu melakukan penyesuaian terhadap pola kerja dan mindset dalam diri. Ingatlah bahwa AI merupakan sesuatu yang akan meringankan pekerjaan. Lebih spesifiknya, ia dapat membantu menyelesaikan tugas-tugas yang sebenarnya tidak begitu sulit, tapi bisa sangat memakan waktu.
Saya akan menjadikan blog ini sebagai contoh pertama. Saya memanfaatkan AI dari Copilot, untuk membantu saya dalam mengisi tabel spesifikasi smartphone yang bisa kamu lihat pada contoh gambar di bawah. Tentu itu bukanlah sebuah tugas yang sulit. Tapi jika dikerjakan sendiri, akan sangat banyak waktu yang terbuang hanya untuk melengkapi isi dari tabel. Di sinilah AI berperan signifikan dalam meringankan tugas tersebut.
Jadi, kita bisa menganggap bahwa AI itu adalah seperti seorang asisten tanpa inisiatif, yang siap untuk mengerjakan hal-hal sepele secara cepat. Dan oleh karena hal-hal kecil bisa diselesaikan dengan cepat, selanjutnya kita dapat lebih berfokus pada value. Sederhananya, kita harus memiliki pola pikir seorang pemimpin.
Seorang pemimpin akan berfokus pada value, dan lebih sedikit terlibat dalam urusan proses. Ibaratnya, jika seorang pemimpin daerah ingin agar wilayahnya aman dari tindak kriminal, bukan berarti si pemimpin harus ikut menangkap para pelaku.
Melainkan, ia cukup memikirkan konsep sedemikian rupa demi mencapai goals-nya, lalu perintahkan para asisten untuk menjalankan perannya masing-masing berdasarkan instruksi dan konsep tersebut. Dengan begitu, pemimpin jadi bisa mengeksekusi ide-ide lain, tanpa harus banyak terlibat dalam urusan proses yang memakan waktu.
Tentu saja kita (manusia) tetap harus menjalankan fungsi pengawasan. Karena terkadang akan ada satu dua hal yang harus dikoreksi atau disesuaikan. Inilah yang menjadi pembeda antara peran manusia (pemimpin) dengan AI (asisten) dalam urusan pekerjaan.
Dan ini jugalah yang menjadi alasan kenapa memperdalam skill sangat diperlukan. Karena jika tidak memiliki keterampilan yang memadai, maka bisa saja AI akan mengambil alih pekerjaanmu.
2. Berkembanglah & Pelajari Alat AI Yang Kamu Butuhkan
Ingatlah bahwa dunia terus berkembang. Hal-hal baru yang berkaitan dengan profesi yang sedang digeluti, pasti akan terus bermunculan. Dan jika kita merasa belum menguasai hal-hal baru itu, maka mau tidak mau kita harus belajar. Karena orang lain yang sudah menguasai suatu hal, hampir pasti berawal dari belum bisa, hingga menjadi bisa. Karena memilih untuk tetap tidak bisa, tidak akan membantu apapun.
Saat ini, AI adalah “hal baru” yang dimaksud. Maka, pelajarilah! Ada banyak sekali alat (tools) AI yang tersedia di luaran sana. Mulai dari tools untuk marketing, video editing, photo editing, hingga tools berupa chatbot yang bisa dimanfaatkan untuk brainstorming.
Tinggal pilih saja, mana yang sekiranya sesuai dengan kebutuhan. Cobalah untuk mengenal fitur-fiturnya, agar dapat memanfaatkannya secara optimal.
Saat ini, sebagian besar tools AI yang tersedia adalah berbasis online. Walau begitu, beberapa tools AI offline juga mulai bermunculan, dan dapat dioperasikan langsung pada laptop ataupun PC.
Kebanyakan tools AI berbasis online itu sifatnya berbayar (berlangganan). Ini sangat wajar lantaran pengoperasian AI akan membutuhkan sumber daya yang besar dan tidak murah. Kalaupun pakai yang versi gratis, biasanya fiturnya akan sangat dibatasi.
Sedangkan tools AI yang berjalan secara offline, kebanyakan bisa dinikmati secara gratis. Hanya saja, perlu diperhatikan bahwa akan dibutuhkan perangkat yang mumpuni untuk bisa menjalankan aplikasi AI offline dengan lancar.
Saya pribadi memanfaatkan beberapa tools AI berbasis online maupun offline sekaligus. Alasannya simple: agar bisa leluasa dalam memilih tools, tanpa harus banyak memikirkan soal tagihan. Di samping itu, menggunakan aplikasi AI secara offline bisa memastikan agar kita dapat terus memanfaatkan tools yang ada, tanpa khawatir akan kendala gangguan server, ataupun gangguan koneksi internet.
3. Pilih Perangkat Yang Tepat
Agar bisa memanfaatkan aplikasi AI offline dengan lancar, dibutuhkan perangkat PC atau laptop dengan kekuatan komputasi yang tidak main-main. Mengingat semua aplikasi AI merupakan kategori sangat berat untuk dijalankan.
Bayangkan saja, bagaimana kita dapat belajar dan memanfaatkan AI secara optimal jika perangkatnya tidak sanggup? Maka, di sinilah pentingnya memilih perangkat yang tepat, agar mempermudah dalam proses belajar dan menyesuaikan diri dengan berbagai aplikasi berbasis AI.
Saya pribadi lebih prefer menggunakan perangkat laptop agar lebih fleksibel dalam urusan pengoperasian. Yang jadi pertanyaan adalah, laptop seperti apa yang sekiranya cocok untuk kebutuhan AI? Agar tidak dibuat pusing, pilihan paling mudah bisa kita jatuhkan pada jajaran laptop ASUS AI.
Alasannya?
Seluruh laptop yang hadir dengan logo ASUS AI adalah jajaran laptop terbaik dari ASUS yang sudah memenuhi kriteria sebagai laptop yang ditujukan agar bisa menjalankan AI secara optimal. Pilihannya pun beragam, dengan rentang harga yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan budget. Sehingga, masyarakat Indonesia bisa lebih mudah ketika ingin memilih laptop AI.
Adapun beberapa keunggulan dari laptop ASUS AI diantaranya adalah:
- Dibekali prosesor generasi terbaru dengan NPU (Neural Processing Unit).
- Dilengkapi dengan aplikasi dan fitur berbasis AI seperti Copilot, Windows Studio Effect, dan AI Noise Cancelling.
- Disiapkan untuk mendukung aplikasi dan fitur AI masa depan.
Beberapa keunggulan laptop ASUS AI dibandingkan dengan kompetitor adalah:
- Paling lengkap: Hadir dengan pilihan paling banyak, lengkap, dan komperhensif. Mulai dari laptop consumer, gaming, hingga laptop bisnis (commercial).
- Durabilitas tinggi: Semua laptop ASUS AI mengantongi sertifikasi lolos uji ketahanan US Military Grade (MIL-STD-810H).
- Desain modern, lebih tipis, dan lebih ringan dengan ketebalan paling tipis 1 cm dan bobot paling ringan 1 kg.
Dibekali layar ASUS Lumina OLED yang merupakan standar layar premium terbaik. - Dibekali port dan konektivitas paling lengkap dengan masih menyertakan USB Type-A, HDMI, dan 3.5mm Combo Audio Jack.
Jika fokusnya adalah pada performa, maka ASUS AI di kategori laptop gaming merupakan pilihan yang paling tepat. Namun kita tau bahwa tidak semua orang bakal cocok dengan laptop gaming. Maka sebagai alternatif, ASUS AI di kategori laptop comsumer bisa dijadikan pilihan yang bijak.
Salah satunya adalah ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406) yang menawarkan keseimbangan antara fitur, performa AI, harga, dan juga mobilitas. Mau tau bagaimana laptop ini bisa memudahkan dalam mengakrabkan diri dan memanfaatkan AI agar lebih produktif? Mari kita tengok fitur dan keunggulannya!
Manfaatkan AI Bersama ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406)
Secara teknis, syarat utama agar sebuah laptop bisa digunakan untuk menjalankan aplikasi AI secara optimal adalah sebagai berikut:
- GPU powerful dengan VRAM yang besar
- RAM besar
- Penyimpanan (storage) besar
- CPU yang powerful
- Ketersediaan NPU
Dan segala prasyarat tersebut sudah dimiliki oleh semua laptop ASUS AI, termasuk pada ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406). Yup, kamu tidak salah baca!
Benar adanya bahwa GPU powerful dengan VRAM besar biasanya digunakan pada sebuah laptop gaming. Namun meski bukan termasuk laptop gaming, nyatanya kriteria tersebut sudah dipenuhi oleh ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406). Ia dibekali prosesor Intel® Core™ Ultra 7 155H, yang hadir bersama GPU terintegrasi Intel® Arc™ graphics. Prosesor powerful ini dipadukan dengan RAM besar berkapasitas 16GB LPDDR5X.
Konfigurasi tersebut memungkinkan GPU untuk memanfaatkan hingga 8GB (setengah dari total RAM) sebagai shared memory VRAM. Dan faktanya, GPU Intel® Arc™ graphics yang digunakannya sudah cukup memadai untuk menjalankan sebagian besar aplikasi AI offline yang tersedia saat ini.
Saya bisa mengatakan ini karena saya sudah mencoba sendiri GPU terintegrasi Intel® Arc™ graphics untuk menjalankan berbagai aplikasi AI. Beberapa gambar yang saya tampilkan pada tulisan ini bisa dijadikan sebagai bukti.
Itu semua adalah hasil dari penggunaan aplikasi AI Stable Diffusion ComfyUI, untuk menambahkan background pada gambar, ataupun mengganti background dari foto asli. Dan aplikasi tersebut saya jalankan di laptop ASUS AI yang menggunakan GPU terintegrasi Intel® Arc™ graphics.
Secara default, beberapa aplikasi AI seperti Stable Diffusion memang akan menggunakan resource dari CPU jika dijalankan pada laptop yang tidak punya dedicated GPU. Namun dengan menggunakan instalasi custom serta optimalisasi OpenVINO™, GPU terintegrasi Intel® Arc™ jadi bisa dimanfaatkan.
Meski aplikasi Stable Diffusion bisa digunakan untuk memanipulasi gambar ataupun foto, kita akan tetap membutuhkan skill fotografi untuk memotret objek utama agar bisa menghasilkan gambar yang optimal. Pun demikian dengan skill mengedit foto, yang tetap akan dibutuhkan untuk menyempurnakan hasil manipulasi gambarnya.
Nah, agar bisa belajar untuk mendapatkan hasil yang optimal dari sisi AI, cobalah untuk mengeksplorasi berbagai “model”, alur, dan settingan. Dengan penyimpanan SSD M.2 NVMeâ„¢ PCIe® 4.0 berkapasitas 1TB pada ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406), kita jadi lebih leluasa untuk menyimpan berbagai model yang ingin dicoba. Mengingat, satu model saja rata-rata bisa berukuran sekitar 2GB, hingga 5GB atau lebih.
Kalaupun dirasa tidak berminat untuk menggunakan Stable Diffusion, penyimpanan berkapasitas besar tetap akan berguna untuk aplikasi AI lainnya. Lantaran hampir semua aplikasi AI akan membutuhkan penyimpanan jumbo, untuk menyimpan model-model yang dibutuhkan. Termasuk pada aplikasi AI chatbot seperti LM Studio.
Dukungan NPU Untuk Aplikasi AI Masa Depan
ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406) beserta seluruh jajaran laptop ASUS AI lainnya sudah dilengkapi dengan NPU alias Neural Processing Unit.
NPU sendiri berperan untuk menjalankan aplikasi berbasis AI secara lebih efisien. Dalam arti, ia dapat menjalankan AI secara cepat, sekaligus jauh lebih hemat daya listrik. Karena menjalankan AI menggunakan GPU akan membutuhkan daya listrik yang lebih banyak.
Hal ini divalidasi oleh Alva Jonathan dalam video percobaan yang dibuatnya. Di mana sebuah task AI yang dijalankan dengan GPU bisa mengkonsumsi daya hingga 33 Watt. Sementara task yang sama bisa dijalankan oleh NPU Intel® AI Boost dengan hanya mengkonsumsi daya sekitar 5 Watt saja.
Artinya, NPU Intel® AI Boost yang juga dimiliki oleh ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406) bakal mampu menjalankan tugas di aplikasi AI tanpa menyedot terlalu banyak daya listrik dari baterai. Ini jelas bakal membuat daya tahan baterai bisa tetap awet, walau laptop digunakan untuk menjalankan tugas yang berkaitan dengan AI.
Dalam keseharian, benefit dari NPU ini akan sangat bisa kita rasakan ketika melakukan meeting online. Kamera (webcam) ASUS AiSense yang terdapat pada laptop ini akan memanfaatkan NPU ketika kita mengaktifkan fitur-fitur seperti background blur, koreksi kontak mata, auto framing, hingga ASUS 3D noise reduction untuk mengurangi noise pada gambar yang ditangkap.
Fitur AI Noise Cancelation yang berfungsi untuk menghilangkan suara bising di background, juga secara aktif akan memanfaatkan NPU ketika dioperasikan.
Dengan menggunakan plugin khusus, beberapa aplikasi seperti GIMP untuk mengedit foto ataupun Audacity untuk pengolahan suara juga sudah mulai mendukung pemanfaatan NPU dalam menjalankan fitur AI yang mereka punya.
Dan tentu sangat besar peluang bagi berbagai aplikasi lain untuk menambahkan fitur AI dengan memanfaatkan NPU di laptop ini. Mengingat, saat ini adalah masa peralihan menuju aplikasi serba AI. Sehingga, peluang pemanfaatan NPU di masa mendatang bakal lebih bervariatif lagi.
Tombol Khusus Untuk Asisten AI Instan
Laptop ini bahkan hadir dengan tombol Copilot khusus yang bisa kita manfaatkan untuk membuka asisten AI secara instan. Tombol pintasan ini memungkinkan kita untuk dapat mengakses berbagai fitur cerdas yang ditawarkan oleh aplikasi AI.
Selain memintanya untuk melengkapi hal-hal receh seperti yang sudah saya sebut di atas tadi, saya biasa memanfaatkan fitur AI ini sebagai teman ngobrol virtual untuk melakukan brainstorming, atau memintanya untuk mencarikan referensi-referensi yang saya butuhkan sebagai bahan tulisan. Ia bahkan bisa digunakan untuk membuat gambar berdasarkan perintah teks yang kita buat!
Dan yang saya rasakan adalah, aplikasi Copilot yang berjalan di laptop ASUS AI terasa lebih cepat dan responsif.
Lebih Produktif Dengan Ragam Fitur Lain Dari ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406)
Di luar pemanfaatan AI, ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406) sendiri sebenarnya adalah mesin penunjang produktivitas yang siap menjadi andalan. Itu berkat segudang fitur lain yang terdapat pada laptop terbaru dari ASUS ini.
Powerful Sekaligus Hemat Daya
Dapur pacunya yang powerful adalah modal besar untuk membuat segala proses komputasi bisa terselesaikan lebih cepat. Intel® Core™ Ultra 7 155H yang digunakan pada laptop ini merupakan prosesor berperforma tinggi yang siap digunakan untuk skenario penggunaan berat.
Sehingga, melakukan tugas-tugas semacam pengeditan foto atau bahkan video di laptop ini bukanlah sebuah hal yang sulit untuk dikerjakan. Dipadukan dengan penyimpanan SSD M.2 NVMe™ PCIe® 4.0 yang super cepat serta kapasitas RAM yang besar 16GB, memastikan proses loading, booting, hingga multitasking, bisa dilakukan dengan gesit tanpa kendala.
ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406) siap mengekstrak kekuatan penuh dari hardware pendukung performa tersebut berkat penerapan teknologi ASUS IceCool thermal technology, yang akan meredam panas saat laptop dioperasikan untuk menjalankan tugas berat.
Selain dapat menjauhkan laptop dari resiko overheat (kepanasan), teknologi pembuangan panas yang menggunakan 2 heat pipe dan 2 buah kipas tersebut juga memungkinkan laptop untuk bisa terus mempertahankan performa puncaknya. Dengan kata lain, performa dari ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406) bisa tetap stabil walau digeber dalam waktu yang lama.
Dalam skenario penggunaan ringan pun, laptop ini menawarkan daya tahan baterai yang panjang. Pasalnya, ia bukan saja dibekali dengan baterai berkapasitas besar (75WH), tapi prosesor yang digunakannya itu memiliki konfigurasi khusus untuk meng-handle tugas ringan / sedang secara lebih efisien daya melalui 8 Efficient-core, serta 2 Low-power Efficient-core yang berguna untuk meng-handle aktivtias laptop yang berjalan di background.
Sehingga, daya tahan baterai bisa dimaksimalkan berkat manajemen konsumsi daya yang pintar. 6 Performance-core yang lebih powerful baru akan digunakan ketika laptop menjalankan tugas berat.
Kemampuan tersebut menjadikan ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406) sebagai mesin yang bisa diandalkan untuk menjalankan berbagai macam tugas. Sekaligus siap diajak mobiling dan beraktivitas seharian, tanpa khawatir akan cepat kehabisan baterai. Kalaupun harus mengisi ulang daya, kita tidak perlu terlalu lama menunggu kok. Karena, laptop AI ini sudah mendukung fitur fast charging yang bisa mengisi hingga 60% dalam waktu 49 menit.
Dukungan charging melalui USB type-C berteknologi Easy Charge, semakin memudahkan kita untuk mengisi daya baterai menggunakan charger apapun yang menggunakan kabel USB Type-C. Dan yap, bisa dicas pakai powerbank juga!
Dan kamu tau? Laptop ini sudah punya fitur perlindungan baterai yang bertujuan untuk membuat masa pakai baterai jadi lebih awet. Aktifkan saja mode battery care mode pada aplikasi MyASUS, maka baterainya hanya akan diisi sampai 80% saja.
Kita juga bisa lebih leluasa untuk terus menggunakan laptop sambil dicas, karena daya dari charger akan langsung dialihkan ke sistem, tanpa melalui baterai.
Nyaman Dipakai Di Mana Saja
Faktor kenyamanan dalam bekerja seringkali berpengaruh pada produktivitas. Ini juga alasan kenapa saya lebih menyukai laptop sebagai alat penunjang. Sifatnya yang portable membebaskan saya memilih apakah ingin berkreasi sambil duduk di ruang kerja, sambil rebahan di kasur, atau sambil menikmati semilir angin di luar.
Namun bagi para pejuang di kota besar, tentu kebutuhannya agak sedikit berbeda. Bukan karena pilihan, tapi seringkali mereka terpaksa untuk bekerja di mana saja demi memanfaatkan waktu. Belum lagi soal rasa lelah selama perjalanan yang malah berpotensi menurunkan semangat dan konsentrasi.
Maka, bukan sekadar mesin yang portable saja yang dibutuhkan, tapi juga harus mudah dibawa, sekaligus harus nyaman dipakai di segala kondisi. Bobotnya yang hanya 1.3kg saja, membuat ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406) menjadi laptop yang cocok untuk diajak mobiling. Apalagi dimensi fisiknya juga tipis, hanya 1.59cm saja. Memudahkannya untuk bisa diselipkan ke dalam ransel.
Tak hanya terhindar dari rasa lelah, kita juga terhindar dari kekhawatiran akan benturan yang sangat mungkin terjadi ketika laptop dibawa-bawa. Pasalnya, body metal yang digunakan pada laptop AI ini juga sudah mendapatkan sertifikasi durabilitas US Military Grade (MIL STD-810H).
Fitur berupa lampu RGB backlight pada keyboard-nya juga memastikan agar kita dapat tetap nyaman untuk mengoperasikannya dalam segala kondisi pencahayaan. Lampu RGB ini sendiri bukan sekadar menambah sisi estetika, tapi lebih ditujukan agar bisa menyesuaikan warna lampu keyboard dengan kondisi pencahayaan di sekeliling.
Engsel layarnya pun dapat dibuka hingga 180°. Membuatnya nyaman saat digunakan sambil rebahan, atau agar lebih leluasa saat ingin menunjukkan konten di layar pada rekan-rekan di sekeliling. Tenang saja, tampilan layarnya bisa tetap terlihat jelas kok, walau dipandangi dari berbagai sudut. Berkat penggunaan panel layar ASUS Lumina OLED.
Dengan begitu, kenyamanan dalam mengoperasikannya pun bisa terus kita rasakan dalam berbagai skenario penggunaan. Di mana saja dan kapan saja!
Audio Visual Yang Menawan
Kemampuan untuk menampilkan konten secara jelas walau dilihat dari berbagai sudut, bukanlah satu-satunya keunggulan dari panel layar ASUS Lumina OLED. Panel dengan bentang 14 inch 16:10 beresolusi 1920 x 1200 pixel ini menawarkan tampilan warna yang sangat kaya dengan cakupan warna hingga 100% DCI-P3 color gamut.
Warnanya pun dipastikan akurat karena ia sudah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated. Yang tak kalah penting, layarnya ini juga mengantongi berbagai sertifikasi lainnya. Termasuk sertifikasi VESA Display HDR True Black 500, hingga low blue light dan flicker free dari TÃœV Rheinland. Blue light (pancaran cahaya biru) sendiri diketahui dapat menyebabkan berbagai gangguan pada mata, termasuk membuat mana lebih cepat lelah.
Ini bisa diartikan bahwa panel layarnya bukan saja enak dipandang berkat warnanya yang kaya dan akurat, tapi juga menawarkan kenyamanan ketika harus menatap layar berlama-lama. Bagi orang yang berkecimpung pada bidang yang berkaitan dengan visual, kelebihan ini jelas bermanfaat!
Di samping ramah terhadap pekerja kreatif, fitur-fitur superior tersebut juga pasti akan disukai ketika ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406) dijadikan sebagai media hiburan. Terlebih dari sisi audio juga tak kalah bagusnya. Speaker stereo yang di-tuning oleh harman/kardon, memastikan pengalaman memutar konten multimedia jadi terasa menyenangkan.
Siap Berkolaborasi Dengan Perangkat Lain
Ketika dalam mode serius, terkadang akan lebih nyaman untuk mengkombinasikan laptop dengan beberapa perangkat lain. Misalnya seperti mouse, keyboard, hingga monitor eksternal.
Di sisi lain, seringkali laptop dengan fisik yang tipis dan ringan bakal memangkas berbagai port konektivitas yang sebenarnya justru punya peran penting untuk menghubungkan laptop dengan berbagai perangkat lain.
Kabar baiknya, berbagai port esensial yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, ternyata masih bisa kita temukan pada ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406). Mulai dari port HDMI, 2 buah port USB Type-A, 2 buah port Thunderbolt (USB Type-C), 3.5mm combo jack audio, hingga microSD card reader.
Dengan begitu, kita pun bisa bebas untuk mengkolaborasikan laptop dengan berbagai perangkat eksternal, tanpa harus repot membawa dan memasangkan dongle tambahan.
Tetap Simple & Aman
Satu hal kecil yang tak kalah penting dalam mempertahankan mood untuk produktif adalah meminimalisir waktu tunggu. Biasanya, saya pribadi sangat suka dan sering untuk menutup laptop agar masuk ke mode sleep, sehingga nanti saya bisa segera melanjutkan kembali aktivitas sebelumnya dengan hanya membuka layar laptop.
Nah, alur yang simple seperti ini sangat mungkin dilakukan pada ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406). Karena selain gesit, pemanfaatan fitur pengenalan wajah di laptop AI ini membuat kita tak perlu repot untuk memasukkan password keamanan saat menyalakan laptop kembali. Dan laptop pun bisa langsung kita ajak bekerja, segera setelah layarnya terbuka.
Tenang saja, kamera inframerah pada laptop ini tetap bisa mengenali wajah walau digunakan di tempat gelap kok! Serius deh, walau terkesan sepele, alur yang super simple seperti ini sangat berpengaruh terhadap mood, fokus, dan konsentrasi dalam bekerja.
Penutup
Izinkan saya untuk menuliskan quotes menarik dari Stephen Hawking sebagai penutup tulisan ini.
“Intelligence is the ability to adapt to change.” (Intelegensi adalah kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan).
Daripada membuang waktu dengan terus menolak inovasi dan mencerca AI, lebih baik cobalah untuk berdamai dan beradaptasi. Toh semua penolakan itu tidak akan menghentikan perubahan yang pasti. Tidak akan membuat AI musnah dari muka bumi, dan tidak akan membuat orang berhenti menggunakan AI.
Justru kamu sendirilah yang akan rugi karena tertinggal jauh dari mereka yang sudah piawai dalam menguasai tools AI. Berbekal mindset, dan skill, mulailah untuk meningkatkan produktivitas dan mengeksekusi ide-ide brilian bersama AI.
Serius deh, kalau sudah mulai bisa beradaptasi, segalanya akan terasa lebih mudah. Tentu perangkat yang tepat juga tak boleh terlewatkan demi kelancaran proses. Dengan keseimbangan antara fitur, performa AI, harga, dan juga mobilitas, ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406) bisa menjadi pilihan yang layak dipertimbangkan.
Spesifikasi Lengkap ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406)
ASUS Vivobook S 14 OLED merupakan bagian dari jajaran laptop ASUS AI, standar laptop AI terbaik dari ASUS. Seluruh laptop yang masuk ke dalam jajaran laptop ASUS AI dipastikan tampil sebagai laptop AI dengan dukungan hardware serta aplikasi berbasis AI yang komprehensif. ASUS AI juga mempermudah masyarakat Indonesia dalam memilih laptop AI dan memastikan laptop pilihannya merupakan laptop AI yang sesungguhnya.
Hadir dengan sistem operasi Windows 11, Vivobook S 14 OLED merupakan laptop berfitur AI dengan dukungan Copilot. Asisten cerdas berbasis AI ini akan membantu Anda mendapatkan jawaban dan inspirasi dari seluruh penjuru internet, mendukung kreativitas dan kolaborasi, serta membantu Anda fokus untuk menyelesaikan tugas-tugas.
Tidak hanya dilengkapi Windows 11 asli, di laptop juga hadir dengan genuine Microsoft Office Home & Student 2021 untuk menunjang aktivitas kamu sepanjang hari. Ketika pekerjaan menumpuk, laptop ASUS dengan Windows 11 siap membantu Anda menyelesaikannya. Laptop ASUS dengan Windows 11, memungkinkan Anda mengekspresikan diri dan menemukan cara kerja terbaik Anda. Berikut adalah spesifikasi lengkap dari ASUS Vivobook S 14 OLED (S5406):
Main Spec. | Vivobook S 14 OLED (S5406) |
CPU | Intel® Core™ Ultra 7 Processor 155H 1.4 GHz (24MB Cache, up to 4.8 GHz, 16 cores, 22 Threads) with Intel® AI Boost NPU |
Operating System | Windows 11 Home |
Memory | 16GB LPDDR5X |
Storage | 1TB M.2 NVMe™ PCIe® 4.0 SSD |
Display | 14-inch ASUS Lumina OLED, WUXGA (1920 x 1200) 16:10, 60Hz, 0.2ms, 100% DCI-P3, PANTONE Validated, 600nits, VESA CERTIFIED Display HDR True Black 500, Low Blue Light, Anti-Flicker |
Graphics | Intel® Arc™ Graphics |
Input/Output | 2x USB 3.2 Gen 1 Type-A, 2x Thunderboltâ„¢ 4 supports display / power delivery 1x HDMI 2.1 TMDS, 1x 3.5mm Combo Audio Jack, Micro SD card reader |
Connectivity | Wi-Fi 6E(802.11ax) (Dual band) 2*2 + Bluetooth® 5.3 |
Camera | FHD camera with IR and Ambient Light Sensor function, support Windows Hello, support Windows Studio Effect |
Audio | Smart Amp Technology, Built-in speaker, Built-in array microphone, harman/kardon certified |
Battery | 75WHrs, 4S1P, 4-cell Li-ion |
Dimension | 31.05 x 22.19 x 1.39 ~ 1.59 cm |
Weight | 1.30 kg |
Price | Rp18.299.000 | Link Tokopedia | Link Shopee |
Warranty | 2 Tahun Garansi Global dan 1 Tahun ASUS Perfect Warranty |
Artikel ini diikutsertakan pada Question and ASUS Blog Writing Competiton di Blog Oom Yahya.
Referensi:
- Pengalaman pribadi
- https://www.asus.com/id/laptops/for-home/vivobook/asus-vivobook-s-14-oled-s5406/
- https://www.youtube.com/watch?v=Pr13Qxhsd7Y&t=2s