Beranda News Hindarkan Emosi Saat Main Game dengan ROG Phone 6

Hindarkan Emosi Saat Main Game dengan ROG Phone 6

0

“Kirov reporting!” – Pesan kehadiran sebuah pesawat Zeppelin milik musuh itu pasti bakal bikin merinding para pemain Red Alert 2. Karena jika ada satu saja Kirov Airship yang lolos dari pertahanan, bisa-bisa markas yang kita bangun jadi luluh lantak seketika!

Walau sudah 9 tahun sejak pertama kali rilis, game inilah yang menjadi favorit saya saat duduk di bangku sekolah. Sekaligus menjadi game pertama yang sukses membuat saya ketagihan. Sekali main, bisa 3 sampai 5 jam saya habiskan di depan layar komputer.

Selama aktivitas itu tidak mengganggu kegiatan sekolah, orangtua tidak pernah mempermasalahkan hobi bermain game yang saya geluti. Justru saya merasa beruntung, karena hobi tersebut bisa menjauhkan saya dari pergaulan yang menjerumuskan. Ya, saya melihat sisi positif dari bermain game!

Manfaat Yang Saya Dapatkan Dari Bermain Game

Walau mungkin sering dipandang negatif, nyatanya bermain game juga bisa mendatangkan manfaat. Setidaknya, saya sendiri sudah merasakan beberapa diantaranya.

Misalnya saat bermain Red Alert 2. Saya jadi belajar soal bagaimana saya bisa memecahkan permasalahan, dengan menyusun strategi. Dari sini saya juga belajar bahwa ada skala prioritas yang harus dipahami, agar kita bisa mengelola dan menjalankan strategi dengan lebih efektif dan efisien.

Dari game Seal Online, saya jadi bisa mengetik cepat dengan lancar. Karena di sana, kita bisa berkomunikasi dengan pemain lain melalui pesan teks yang muncul di atas karakter yang kita mainkan.

Karakter saya saat masih aktif di Seal Online

Dari game seperti Horizon Zero Dawn, Counter Strike, Point Blank, hingga PUBG Mobile, saya juga merasa menjadi lebih gesit dalam hal reflek. Dan atas seizin pemilik hidup dan mati, reflek yang sedikit terlatih ini pernah menyelamatkan hidup saya karena berhasil menghindari kecelakaan di kecepatan tinggi.

Ketelitian, kecepatan, akurasi & reflek akan dibutuhkan saat memainkan beberapa game. Termasuk dalam game Horizon Zero Dawn yang saya mainkan ini

Saya juga ingat bagaimana kami semua yang hadir di rental PS jadi belajar Bahasa Inggris bersama-sama, saat menonton teman yang bermain game Tomba 2 di PS1. Karena dalam game tersebut, terdapat quest (misi) yang harus dijalankan untuk menuntaskan permainan. Iya, kami mendapat manfaat dari game hanya dengan menonton saja!

Sebuah artikel dari klikdokter mengonfirmasi bahwa memang benar bermain game bisa mendatangkan berbagai manfaat bagi kecerdasan anak. Mulai dari manfaat yang bisa melatih logika, koordinasi tangan dan mata, hingga melatih untuk berpikir cepat.

Sayangnya belakangan ini, saya sering mendapati bahwa banyak orang yang malah dibuat marah, hingga mengeluarkan kata-kata kasar saat sedang bermain game. Sehingga memperkuat kesan bahwa bermain game itu benar-benar tidak ada bagus-bagusnya.

Tips Menikmati Game Agar Bisa Merasakan Manfaatnya

Sebagai orang yang cukup lama memiliki hobi bermain game, saya mengerti kenapa banyak orang yang malah emosi pada saat bermain game. Karena saya sendiri pun pernah mengalaminya. Pernah terpikirkan di benak saya bahwa:

Ini main game kok malah bikin emosi? Wah ada yang salah nih!

Dan kemudian membuat saya mengevaluasi diri, untuk membuang perilaku negatif tersebut. Bukan apa-apa, saya khawatir jika nantinya emosi yang meluap-luap saat bermain game bakal memicu tindakan yang tidak diperlukan. Entah itu memukul, atau membanting benda-benda di sekitar.

Selain mencegah kita agar tidak merusak benda-benda di sekitar, menghindari emosi saat bermain game juga mencegah kita untuk merusak diri sendiri. Mengingat meluapnya emosi (kemarahan) secara berlebihan diketahui dapat mengganggu kesehatan. Mulai dari memperbesar resiko terkena stroke, menurunkan kekebalan tubuh, hingga memperpendek umur. Seperti yang pernah dituliskan pada situs Everyday Health.

Dalam usaha saya untuk bisa menghindari emosi saat bermain game, ada faktor internal dan eksternal yang saya evaluasi. Diantaranya adalah:

  • Mindset
  • Espektasi & gengsi
  • Manajemen emosi
  • Internet & perangkat yang digunakan

1. Mindset

Hal pertama yang saya evaluasi agar bisa lebih menikmati jalannya permainan adalah dari segi mindset. Tanyakan pada diri sendiri, untuk apa kita main game?

Hampir pasti jawabannya adalah untuk menghibur diri. Mengisi waktu luang, agar terhindar dari kebosanan. Atau bisa juga sebagai pelarian untuk menghilangkan stress setelah beraktivitas seharian.

Maka, tanamkanlah mindset tersebut setiap kali kita bermain game. Hal ini secara tidak langsung bakal membuat kita bisa lebih menerima kekalahan. Karena tujuan kita bermain game itu ya tidak harus menang, tapi hanya sekadar bersenang-senang saja. Walaupun tentu kita akan lebih senang jika bisa menang dalam permainan.

2. Espektasi & Gengsi

Tidak bisa dipungkiri bahwa kemenangan atau keberhasilan kita dalam menyelesaikan tantangan dalam game akan bisa menghadirkan kepuasan tersendiri. Muncul perasaan lega yang sulit untuk diungkapkan. Kita pun jadi bangga karena merasa mendapat pengakuan bahwa kita lebih jago dari lawan bermain.

Namun jika ternyata gagal atau kalah dalam permainan? Jelas, luapan emosi bukanlah menjadi solusi. Memang, sedikit banyak akan muncul rasa frustasi. Terlebih jika kita memasang espektasi yang terlalu tinggi.

Maka, ingatlah kembali poin pertama soal mindset tadi. Ingatlah bahwa tujuan bermain game itu ya hanya untuk bersenang-senang. Tidak perlu menunjukkan diri bahwa kita lebih hebat dari orang lain. Cukup bermain, dan lihat bagaimana hasilnya.

Dari sini, kita bakal bisa menurunkan espektasi, dan bisa bermain tanpa tekanan. Bukan berarti kita tidak bermain secara serius, tapi lebih kepada menghilangkan tekanan pada diri sendiri.

Dan saya merasakan bahwa dengan cara tersebut, saya jadi lebih bisa menikmati jalannya permainan. Mau kalah yasudah, kalau menang, itu bonus! Yang penting have fun.

3. Manajemen Emosi

“Bang, (karakter) lu mati kok malah ketawa sih?”, kata seorang rekan random squad saat melihat kekalahan saya melawan musuh di game PUBG Mobile. “Yaa emang mau gimana? Mau ngamuk juga nggak guna kan?” jawab saya.

Dari game Red Alert 2 yang saya mainkan bertahun-tahun lalu, saya mendapati bahwa marah-marah ketika gagal tidak akan membuahkan apapun selain sakit kepala dan stress. Hal itu justru membuat saya terus gagal menyelesaikan tantangan berulang-ulang kali.

Ini cuma permainan, tidak perlu buang energi untuk marah jika kalah. Jangan sampai keinginan untuk menang membuat kita tidak bisa menerima kekalahan.

Selain soal mindset dan espektasi, saya selalu mengingatkan diri sendiri untuk tetap tenang walau mengalami kekalahan dalam game apapun itu. Buang kebiasaan memaki, hindari untuk marah pada sesuatu yang tidak perlu. Dengan begitu, saya justru bisa mengevaluasi di mana letak kesalahan yang membuat saya kalah. Apakah strategi kurang tepat? Karena kalah skill? Atau murni karena kita belum beruntung saja?

Dengan bersikap tetap tenang, kita pun bisa berpikir lebih jernih untuk menemukan strategi pemecahan masalah yang baru. Sekaligus bisa menghindarkan kita dari kepanikan, yang biasanya mendorong kita untuk melakukan blunder dalam game ketika dalam keadaan terdesak. Jadi secara tidak langsung, ketenangan dalam bermain bakal mendorong diri kita untuk terus improving.

4. Internet & Perangkat

Selain dari faktor internal, faktor eksternal berupa koneksi internet dan juga perangkat yang kita gunakan juga punya andil terhadap meluapnya emosi pada saat bermain game.

Karena faktor internet dan perangkat bisa saja membuat kita mengalami kekalahan walau sudah bermain bagus. Kita pun tidak bisa berbuat banyak karena memang itu semua diluar kendali kita. Yang kemudian pasti bakal memicu rasa kesal yang amat sangat. Saya sudah melakukan sedikit riset di social media untuk memvalidasi pendapat saya tentang ini. Dan hasilnya, kurang lebih seperti ini:

Solusi paling masuk akal untuk permasalahan ini adalah dengan mengganti provider internet dan juga perangkat yang lebih baik. Untuk kualitas provider internet sendiri biasanya akan tergantung pada lokasi di mana kita tinggal. Sedangkan untuk perangkat? Saya sangat menyarankan untuk menggunakan perangkat yang memang didesain untuk gaming.

Gunakan Perangkat Yang Mumpuni

Seiring dengan kesibukan yang makin bertambah, saya tidak lagi sempat menyediakan waktu khusus untuk bermain di PC atau PS. Jadi, saya lebih sering bermain di smartphone saja karena bisa lebih fleksibel. Bisa bermain di mana saja, dan kapan saja.

Main game di smartphone lebih fleksibel. Seperti yang dilakukan oleh teman saya ini saat nge-game sambil menunggu boarding (2018)

Dan mungkin hal ini juga yang menjadi alasan mengapa bermain game di smartphone menjadi semakin populer. Khususnya bagi kaum Adam, yang menjadikan aktivitas nge-game menggunakan smartphone seakan sudah menjadi bagian dari agenda harian.

Berdasarkan popularitas dan preferensi pribadi tersebut, maka di sini kita akan lebih berfokus untuk membahas soal smartphone yang mumpuni untuk gaming. Dan kalau ditanya soal ini, saya tidak ragu untuk merekomendasikan ROG Phone 6 series.

Fitur & Keunggulan ROG Phone 6

Fitur dan Keunggulan ROG Phone 6

Selain memang sudah tertanam kepercayaan karena sudah menggunakan ROG Phone generasi sebelum-sebelumnya (ROG Phone 2 & ROG Phone 3), saya juga punya berbagai alasan kuat yang membuat saya dengan sangat yakin untuk merekomendasikan ROG Phone 6.

Yaitu tentu saja karena ROG Phone 6 punya berbagai kelebihan yang bisa membantu kita untuk lebih menikmati game yang kita mainkan. Beberapa diantara fitur dan keunggulan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Performa : Bukan Cuma Modal Prosesor!

Untuk urusan performa, ROG tidak pernah bercanda. ROG Phone 6 dihadirkan dengan chipset berperforma paling tinggi yakni Snapdragon® 8+ Gen 1 Mobile Platform, serta dukungan RAM LPDDR5 mulai dari 8GB, hingga 18GB. Dimana chipset tersebut merupakan versi yang lebih powerful dari Snapdragon® 8 Gen 1, yang biasa digunakan pada smartphone flagship.

Chipset yang sudah menggunakan teknologi fabrikasi 4nm tersebut bukan saja lebih ngebut dari sisi performa, tapi juga lebih efisien dalam urusan konsumsi daya. Ditambah dengan GPU Adreno 730 yang sudah terintegrasi, membuatnya siap untuk menjalankan game apapun yang kita inginkan.

Yang membuat ROG Phone 6 berbeda dari smartphone lain adalah ia tidak hanya mengandalkan segi prosesor dan RAM saja. Walau memang kedua komponen tersebut merupakan elemen penting yang punya pengaruh besar terhadap performa smartphone, nyatanya, value dari sebuah smartphone  tidak bisa hanya dipandang dari kedua komponen itu saja.

Dan faktanya, ROG Phone 6 sudah memiliki berbagai elemen pendukung lain yang menjadikannya sebagai smartphone gaming yang handal. Dari sisi penyimpanan misalnya, ia sudah dibekali dengan penyimpanan berjenis UFS 3.1 berkapasitas hingga 512GB. Serta dukungan pengoptimalan software yang mampu mengekstrak semua potensi dari hardware yang dimilikinya.

Hasilnya, ROG Phone 6 sukses menjadi pemuncak klasemen performa smartphone di tahun 2022 ini. Dengan skor performa yang jauh meninggalkan lawan-lawannya.

ROG Phone 6 menjadi smartphone dengan performa tertinggi sejak Agustus 2022 (Sumber: ANTUTU)

Performa yang tinggi tersebut jelas sangat dibutuhkan oleh para gamers agar game yang dimainkan bisa terhindar dari lag, yang berpotensi membuat kita kalah dalam permainan.

Kestabilan Performa

Melakukan aktivitas gaming berjam-jam sama artinya dengan memaksa smartphone untuk bekerja keras terus menerus. Hal ini bisa membuat temperatur meningkat seiring waktu, yang bisa berakibat pada merosotnya performa jika sudah terlalu panas. Alhasil, jalannya game bisa terasa tidak nyaman karena mengalami frame drop. Seperti yang sudah pernah saya bahas pada tulisan tentang mengapa performa smartphone menurun saat mengalami overheat.

Rupanya ASUS sudah punya cara sendiri untuk bisa mengatasi permasalahan tersebut. Dengan mempersiapkan sistem pendingin yang kompleks, yang mereka sebut sebagai All New 360° CPU Cooling Technology. Penamaan tersebut digunakan karena ASUS mengklaim bahwa teknologi yang mereka gunakan itu mampu mendinginkan CPU dari segala arah. Tak tanggung-tanggung, ASUS memberikan 3 langkah pendinginan yang berbeda.

  • Pertama, senyawa termal Boron Nitrida (BN) ditempatkan di satu sisi CPU untuk mengurai titik fokus panas pada menit-menit awal permainan. Sehingga, temperatur CPU akan lebih stabil walau CPU berakselarasi. Hambatan performa pada awal permainan pun bisa dihindarkan.
  • Kedua, vapor chamber (ruang uap) yang ditempatkan pada sisi lain CPU juga dibuat lebih lebar. Yang bertujuan agar mampu membuang panas lebih baik, dan bisa menjaga kestabilan temperatur dalam sesi gaming yang lebih lama. Lembaran grafit yang juga dibuat lebih lebar, ditempatkan di kedua sisi CPU untuk meredam panas tersebut.
  • Ketiga, tersedia opsi untuk menggunakan aksesori berupa AeroActive Cooler 6 yang merupakan sistem pendingin aktif yang sudah menggunakan teknologi Thermoelectric AI Cooling System. Yang secara aktif bakal melawan panas di permukaan ROG Phone 6, agar performa bisa lebih stabil lagi.

Dan demi meningkatkan efektifitas pendinginan dari aksesori AeroActive Cooler 6, ASUS secara eksklusif mendesain agar CPU ditempatkan di tengah-tengah ROG Phone 6. Dan posisinya yang sejajar dengan aksesori tersebut bakal memungkinkannya untuk bisa lebih baik dalam meredam panas CPU.

Sistem pendinginan GameCool 6 yang terdiri dari 3 pendekatan berbeda tersebut, memungkinkan ROG Phone 6 untuk bisa mengeluarkan kinerja maksimum dari dapur pacunya, dari awal sampai akhir permainan.

Layar

Pernah tau mobil F1? Mobil ini dikenal sebagai kendaraan balap terbaik saat ini. Dari segi performa top speed, mungkin ia bisa dikatakan setara dengan motor di motoGP.

Namun apa yang membuatnya jauh lebih baik dari motoGP adalah mobil F1 mampu memberikan kontrol yang lebih baik di tikungan dan juga pengereman. Sehingga walau memiliki akselarasi dan top speed yang bisa dikatakan setara, mobil F1 mampu mengitari lintasan dalam waktu yang jauh lebih singkat dari motoGP. Ini membuktikan bahwa kontrol yang baik akan bisa membuat performa tinggi menjadi lebih optimal!

Kontrol yang baik memungkinkan mobil F1 untuk melibas tikungan di kecepatan hingga lebih dari 300km/jam (tikungan 130R sirkuit Suzuka)

Urgensi dari sisi kekuatan kontrol tersebut rasanya juga bakal relevan dalam konteks gaming. Terlebih jika game yang kita mainkan merupakan game kompetitif. Dan nampaknya ASUS sudah sangat paham akan hal ini.

Sebagai komponen penerima input kontrol, ROG Phone 6 dihadirkan dengan layar yang memiliki kemampuan hingga 720Hz touch sampling rate. Dengan touch latency hanya 23ms saja!